Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Kamis (13/8/2020). Namun penguatan tidak berlangsung lama.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah menguat 20 poin ke posisi Rp14.740 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau turun 0.21 persen ke level 93.242. Hampir sejam berselang, rupiah berbalik melemah 6,5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.766 per dolar AS.
Sementara itu, nilai tukar rupiah menyentuh level Rp14.877 per dolar AS berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini.
Data yang diterbitkan Bank Indonesia pagi ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.877 per dolar AS, melemah 100 poin atau 0,67 persen dari posisi Rp14.777 pada Rabu (12/8/2020).
Pergerakan rupiah terbilang anomali karena mayoritas mata uang Asia menguat terhadap dolar AS. Penguatan mata uang Asia dipimpin oleh won Korea yang naik 1,79 persen.
Sebelumnya, kalangan analis memperkirakan pergerakan rupiah masih akan dibayangi sentimen stimulus AS. Saat stimulus disetujui oleh Kongres AS, pergerakan mata uang negara berkembang diyakini bakal menguat terhadap greenbacks.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai tukar rupiah tertekan oleh perundingan rencana stimulus AS yang buntu sehingga peluncurannya tertunda.
Padahal, sentimen itu sangat dinantikan pasar untuk mendorong penguatan nilai tukar negara berkembang, termasuk rupiah, karena akan melemahkan dolar AS. Untuk diketahui, rupiah telah tertindas selama lima hari perdagangan berturut-turut di saat mayoritas mata uang Asia lainnya berhasil melawan dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (12/8/2020) nilai tukar rupiah parkir di level Rp14.760 per dolar AS, melemah 0,55 persen atau 80 poin. Kinerja itu menjadikan rupiah sebagai mata uang dengan kinerja terburuk di antara mata uang Asia lainnya.
Aristo menjelaskan potensi rupiah untuk melanjutkan pelemahan masih terbuka lebar di tengah ketidakpastian ekonomi global dan rebound dolar AS ke zona hijau dalam beberapa perdagangan terakhir.
“Rupiah bisa menguat lagi kalau pembahasan stimulus AS menemui kompromi. Pada pekan ini, rupiah kemungkinan bergerak di kisaran Rp14.400- Rp14.850 per dolar AS,” ujar Ariston kepada Bisnis, Rabu (12/8/2020).
Ariston juga menjelaskan bahwa tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang menguat dalam beberapa perdagangan terakhir, mengindikasikan sedang terjadi peralihan minat investasi dari aset aman ke aset berisiko. Bila hal itu bertahan, peralihan minat itu berpotensi mendukung rupiah.
Pukul 15.00 WIB : nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 15 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp14.775. Di sisi lain, indeks dolar terpantau turun 0,31 persen ke posisi 93.1580
Pukul 13.42 WIB : Nilai tukar rupiah terpantau bergeming alias tidak bergerak. Posisi rupiah masih bertengger di Rp14.790 per dolar AS, turun 30 poin atau 0,20 persen
Pukul 10.16 WIB : Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mendekati level 14.800 per dolar AS setelah melemah 33 poin atau 0,22 persen ke level Rp14.793.
Pukul 10.00 WIB : Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menembus level Rp14.877, naik 100 poin dibandingkan dengan posisi kemarin
Pukul 09.50 WIB : Rupiah berbalik melemah 6,5 poin atau 0,04 persen ke level Rp14.766 per dolar AS
Pukul 9.05 WIB : Rupiah menguat 20 poin ke posisi 14.740. Indeks dolar terpantau turun 0.21 persen ke level 93.242