Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wow! Usai Paparan Kinerja, Saham Grup MNC Beterbangan

Enam dari delapan emiten grup MNC yang melantai bursa efek menduduki kursi sepuluh besar saham dengan kenaikan tertinggi per pukul 09.45. 
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibja. Bisnis/Himawan L Nugraha
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibja. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA—Selepas melakukan paparan kinerja kemarin, saham-saham emiten Grup MNC melesat di awal perdagangan hari ini, Rabu (12/8/2020).

Setidaknya ada enam dari delapan emiten grup MNC yang melantai bursa efek menduduki kursi sepuluh besar saham dengan kenaikan tertinggi per pukul 09.45. 

Saham induk usaha MNC Grup, PT Global Mediacom Tbk. alias BMTR memuncaki daftar tersebut dengan melesat 21,70 persen ke level 258 per saham. Adapun BMTR telah ditransaksikan sebanyak 5.562 kali dengan turnover Rp37,5 miliar.

Mengekor BMTR, PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV) juga terbang 9,03 persen ke level 338. Penyedia jasa internet dan tv berlangganan ini telah ditransaksikan sebanyak 4.624 kali dengan turnover Rp25,2 miliar.

Selanjutnya, PT MNC Studios International Tbk. (MSIN), PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN), dan PT MNC Land Tbk. (KPIG) juga turut meramaikan jajaran top gainers pagi hari ini.

MSIN terpantau menguat 7,95 persen ke level 326 per saham, MNCN naik 5,68 persen ke level 925 per saham, dan KPIG naik 3,67 persen ke level 113 per saham.

Pada paparan kinerja yang diadakan Selasa (11/8/2020) kemarin, Direktur Global Mediacom David Fernando Audy mengatakan sepanjang paruh pertama tahun ini perseroan memang mengalami penurunan pendapatan akibat susutnya pemasukan dari iklan.

Namun, dia meyakini kondisi tersebut akan berbalik di kuartal III/2020, yang mana mulai terjadi kenaikan belanja iklan oleh klien-klien anak usahanya, MNCN. Ditambah, sokongan dari pertumbuhan anak usaha lainnya yakni IPTV terus tumbuh dengan pesat.

David mengatakan kondisi ini juga akan tertolong dengan adanya berbagai kebijakan dan stimulus dari pemerintah seperti program pemulihan ekonomi nasional (PEN), penurunan suku bunga, dan kucuran likuiditas kepada perbankan.

“Pemerintah mendukung ekonomi kita secara substansial dan anggaran stimulus juga kan mulai terealisasi jadi saya percaya Q3 mestinya lebih bagus. Nggak kelihatan apa yang bakal bikin jelek, saya sih nggak lihat,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper