Bisnis.com, JAKARTA — Induk PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN) dan PT MNC Vision Networks Tbk. (IPTV), yakni PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) mencetak penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang paruh pertama 2020.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2020 yang ada di Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia, BMTR membukukan pendapatan Rp5,86 triliun, turun 7,84 persen dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp6,36 triliun.
Penurunan tersebut diakibatkan susutnya pendapatan iklan non digital atau iklan konvensional yang menjadi kontributor utama perseroan. Pendapatan yang berasal dari MNCN ini turun 13,51 persen secara year on year menjadi Rp 3,20 triliun.
Begitu pula dengan pendapatan dari konten yang juga mengalami penurunan 10,34 persen dari Rp912 miliar menjadi Rp807 miliar. Namun di saat yang sama pendapatan iklan non digital tercatat naik 25,85 persen dari Rp325 miiliar menjadi Rp409 miliar.
Di sisi lain, pendapatan dari segmen usaha TV berbayar dan broadband meningkat 11,88 persen, menjadi Rp1,73 triliun dari yang semula Rp1,54 triliun. Pun, pos pendapatan lain-lain naik dari Rp273 miliar menjadi Rp681 miliar.
Sementara itu jumlah beban langsung yang ditanggung perseroan terpantau turun 11,31 persen secara year on year, dari yang semula Rp3,39 triliun menjadi Rp3,01 triliun. Namun, penurunan beban belum mampu menopang laba perseroan.
Baca Juga
Laba yang dapat diatribusikan pada entitas induk perseroan tercatat turun 7,71 persen menjadi Rp597 miliar per akhir semester I/2020 dari yang sebelumnya Rp551 miliar per akhir semester I/2019.
Selanjutnya, kewajiban perseroan juga berhasil ditekan. BMTR memiliki total liabilitas Rp11,58 triliun, turun 9,35 persen dari yang semula Rp12,78 triliun. Adapun kewajiban tersebut terdiri atas liabilitas jangka pendek Rp6,43 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp6,34 triliun.
Kemudian pada pos aset, MNCN membukukan kenaikan aset 2,48 persen dibandingkan akhir tahun lalu yakni menjadi Rp30,90 triliun, dari yang semula Rp30,15 triliun. Aset tersebut terdiri atas aset lancar Rp9,38 triliun dan aset tidak lancar Rp21,51 triliun.