Bisnis.com, JAKARTA — Jumlah investor di pasar modal menyentuh rekor tertinggi yaitu lebih dari 3 juta single investor identification (SID) pada akhir Juli 2020.
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia per 30 Juli 2020, terdapat total investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, reksa dana, dan obligasi sebanyak 3,02 juta SID atau bertambah 21,66 persen dibandingkan dengan posisi pada akhir 2019 sebanyak 2,48 juta investor.
Adapun, pertambahan jumlah investor reksa dana terpantau lebih tinggi dibandingkan investor saham yaitu sebesar 30,50 persen menjadi 2,31 juta SID pada periode Januari—Juli 2020.
Pada saat yang sama, investor saham bertambah 15,88 persen menjadi 1,28 juta SID.
Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia Uriep Budhi Prasetyo mengatakan laju pertumbuhan investor di pasar modal telah didorong oleh simplifikasi pembukaan rekening efek yang diinisiasi oleh KSEI.
Sementara untuk pertumbuhan investor reksa dana yang lebih tinggi ketimbang investor saham disebut karena jaringan distribusi produk reksa dana lebih banyak di pasar seperti dari manajer investasi serta agen penjual seperti perbankan, APERD Online, dan perusahaan sekuritas.
Baca Juga
“[Jumlah investor] bisa bertumbuh seperti ini [salah satunya] karena ada simplifikasi pembukaan rekening di KSEI,” kata Uriep dalam konferensi pers Perayaan Hari Ulang Tahun Pasar Modal ke-43, Senin (10/8/2020).
Saat ini, Uriep melanjutkan, sudah ada 14 perusahaan efek yang bekerjasama dengan KSEI dalam program simplifikasi pembukaan rekening efek nasabah.
Sebanyak 3 perusahaan yang baru mendaftar adalah PT Jasa Utama Capital Sekuritas, PT Ekuator Swarna Sekuritas, dan PT Mirae Asset Sekuritas.
Selanjutnya juga terdapat 17 bank yang bekerjasama menjadi bank administrator RDN yang disebut Uriep secara tidak langsung juga mendukung peningkatan jumlah investor ritel di pasar modal Indonesia.
Adapun, dari total investor yang terdata di KSEI saat ini hanya 1 persen yang merupakan investor institusi.
KSEI mendata bahwa investor ritel dengan usia di bawah 30 tahun mendominasi total investor sebanyak 46,14 persen.
“Kemungkinan besar ini karena banyak generasi milenial yang mulai belajar dan masuk berinvestasi di pasar modal melalui distribution channel seperti Sekolah Pasar Modal, galeri pasar modal yang sudah sebanyak 430-an di Indonesia,” imbuh Uriep.
Dari sisi penyebaran, Uriep menunjukakn bahwa mayoritas investor masih berada di Pulau Jawa sebanyak 73 persen dari total investor. Namun demikian, porsi itu disebutnya sudah sedikit berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang mencerminkan bahwa investor di luar Pulau Jawa juga semakin bertumbuh.
Adapun pada periode tahun berjalan, kepemilikan investor domestik sudah mencapai 58,42 persen dibandingkan investor asing yang mana sudah lebih baik dibandingkan pada 2013 yang sebesar 42,96 persen.