Bisnis.com, JAKARTA — PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) optimistis dapat mencapai target kinerja sepanjang 2020, menyusul pertumbuhan yang kuat sepanjang semester I/2020.
Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan pihaknya optimistis dapat mencetak pertumbuhan dobel digit baik untuk pendapatan, EBITDA, maupun laba bersih. Namun dia enggan menyebutkan berapa kisarannya.
“Di atas 10 persen, sampai akhir kuartal kedua ini kan kami sudah tumbuh 33 persen,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Selasa (4/8/2020)
Adapun pertumbuhan tersebut utamanya ditopang oleh pendapatan dari sewa menara. Dia menargetkan hingga akhir 2020 mendatang pihaknya dapat menambah tenant atau penyewa hingga mencapai total 3.000 tenant.
“Sudah pasti tercapai sih karena sampai Juni sudah 2.500 tenant dengan capex [capital expenditure] Rp1 triliun,” imbuhnya.
Untuk permintaan penambahan menara baru maupun kolokasi dari para penyewa hingga akhir tahun ini, Helmy mengatakan pihaknya menganggarkan sebanyak-banyaknya hingga Rp2 triliun.
Baca Juga
TBIG sendiri mencatatkan kinerja yang moncer sepanjang paruh pertama tahun ini. Perseroan berhasil menorehkan laba bersih sebesar Rp510 miliar, naik 33,51 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp382 miliar.
Pencapaian tersebut ditopang oleh kenaikan pendapatan perseroan yang mencapai Rp2,57 triliun, tumbuh 13,18 persen dibandingkan pendapatan sepanjang semester I/2019.
Pendapatan sewa menara masih menjadi sumber pemasukan utama perseroan. Pun, penyewa dengan porsi terbesar adalah anal PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk alias TLKM yaitu PT Telekomunikasi Seluler dengan kontribusi terhadap pendapatan sebesar Rp1,02 triliun
Kemudian diikuti oleh PT Indosat Tbk. atau ISAT (Rp550 miliar), PT XL Axiata Tbk. alias EXCL (Rp442 miliar), PT Hutchinson 3 Indonesia (Rp370 miliar), PT Smartfren Telecom Tbk atau FREN (172 miliar), dan sisanya dari pihak lain.
Pada pos aset, TBIG juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 10,27 persen secara year on year, dari yang semua Rp30,87 triliun menjadi Rp34,04 triliun. Aset tersebut terdiri atas aset lancar Rp3,22 triliun dan aset tidak lancar Rp30,81 triliun.