Bisnis.com, JAKARTA - Ajaib. Barangkali kata itu cocok disematkan untuk PT Bank Jago Tbk. Punya aset Rp1,2 triliun ternyata tidak membuat bank terlihat gurem. Kenaikan harga saham yang fantastis dalam setahun terakhir membuat kapitalisasi pasar saham bank berada di papan atas.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (10/7/2020), saham Bank Jago ditutup di level 2.960 atau naik 0,34 persen dari posisi penutupan sebelumnya. Dalam setahun terakhir harga saham Bank Jago melesat 1.693 persen.
Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, dalam periode tahun berjalan (year to date), harga saham Bank Jago tercatat menjadi saham paling aktif dengan kenaikan harga 534,6 persen. Kenaikan harga saham yang fantastis membuat kapitalisasi pasar saham Bank Jago terkerek lebih dari Rp30 triliun.
Nilai kapitalisasi pasar Bank Jago tercatat berada di urutan ke delapan dibandingkan dengan 42 bank yang tercatat di BEI. Dengan kapitalisasi pasar Rp32 triliun, jumlah tersebut setara 26 kali dari aset Bank Jago yang pada Maret 2020 tercatat Rp1,2 triliun.
Kapitalisasi pasar saham Bank Jago kini melampaui sejumlah bank yang dengan aset jauh lebih besar. Misal, aset Bank Danamon per Maret 2020 mencapai Rp203 triliun, ratusan kali lipat dari aset Bank Jago.
Sekadar informasi,Bank Jago adalah nama baru dari PT Bank Artos Indonesia Tbk, bank swasta yang sahamnya diakuisisi oleh bankir senior Jerry Ng dan co-founder Northstar Pacific Patrick S. Walujo.
Kepemilikan Jerry melalui Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) sedangkan Patrick Walujo masuk dengan Wealth Track Technology Limited. Porsi saham masing-masing sebesar 37,65 persen dan 13,35 persen.
Sejak kabar akuisisi merebak pada Agustus 2019, saham berkode ARTO mulai menggeliat. Hingga saat ini, saham ARTO sedikitnya sudah lima kali disuspensi sementara. Saat gembok dibuka, lagi-lagi harga saham ARTO selalu melejit.
Pekan lalu, manajemen Bank Jago–sebagian pernah berkarier di PT Bank BTPN Tbk.–memaparkan rencana bisnis kepada pemegang saham publik secara virtual. Direktur Utama Bank Jago Kharim Siregar mengatakan perseroan siap bertransformasi menjadi bank berbasis teknologi dan menyasar segmen menengah dan mass market.
Dia menambahkan, segmen yang disasar Bank Jago sebagian besar merupakan pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Bank Jago berniat mempercepat digitalisasi UMKM sehingga turut meningkatkan daya saing pengusaha di segmen tersebut..
“Saat ini kami tengah merampungkan bisnis model dan menyempurnakan aplikasi yang akan kami luncurkan sebelum kuartal IV-2020. Seiring berjalannya bisnis model Bank Jago, indikator kinerja perseroan saat ini tentunya nanti akan ikut berubah,”ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (9/7/2020).
Menurut Kharim, keputusan manajemen mendesain Bank Jago sebagai bank berbasis teknologi didasarkan pada kajian mendalam terkait pergeseran tren layanan keuangan digital dan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari hari.
Dalam melayani ekosistem digital, Bank Jago akan berkolaborasi dengan semua platform. Mulai dari platform e-commerce, aplikasi penyedia jasa transportasi, industri travel, online shop, hiburan hingga pembayaran digital dan fintech lending.