Bisnis.com, JAKARTA — PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) resmi menyalip PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Mengacu pada data perdagangan Senin (21/7/2025), kapitalisasi pasar BREN tembus Rp1.056,91 triliun. Angka ini lebih tinggi dibandingkan kapitalisasi pasar BBCA yang berada pada level Rp1.041,67 triliun.
Namun, dominasi BREN dari sisi nilai pasar tidak serta-merta mencerminkan valuasi yang lebih murah dibandingkan bank swasta terbesar di Tanah Air itu.
Meski unggul dari sisi kapitalisasi, valuasi BREN terlihat jauh lebih premium. Berdasarkan data RTI, rasio price to earnings ratio (PER) BREN tercatat sebesar 467,7 kali dengan price to book value ratio (PBVR) mencapai 116,35 kali. Angka ini jauh melampaui BBCA yang memiliki PER 18,41 kali dan PBVR 4,23 kali.
Artinya, investor membeli saham BREN dengan harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laba bersih maupun nilai buku perusahaan tersebut. Di sisi lain, BBCA meski kapitalisasinya sedikit di bawah BREN, secara fundamental masih menawarkan valuasi yang lebih rasional.
Data RTI mencatat bahwa saham BCA naik 0,3% atau 25 poin ke level Rp8.450 per saham. Di sisi lain saham BREN terpeleset 1,25% atau 100 poin atau Rp7.900 per saham. Secara harga, saham BCA masih tinggi ketimbang saham BREN.
Bisnis mencatat BBCA telah membukukan laba (bank only) sebesar Rp25,16 triliun per Mei 2025. Raihan laba bank swasta terbesar ini tumbuh 16,31% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Rp21,63 triliun pada Mei 2024.
Di sisi lain, BBRI membukukan laba bersih sebesar Rp18,65 triliun pada Mei 2025, terkoreksi 14,87% dari capaian per Mei 2024 yang sebesar Rp21,9 triliun.
Prajogo Borong 3 Juta Saham BREN
Pada saat yang sama, konglomerat Prajogo Pangestu memborong saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), emiten energi terbarukan miliknya, dengan nilai transaksi mencapai Rp23,83 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Prajogo memborong 3 juta lembar saham BREN pada 21 Juli 2025. Transaksi tersebut dijalankan di harga Rp7.944 per lembar. Alhasil, nilai transaksi mencapai Rp23,83 miliar.
"Tujuan transaksi adalah untuk tujuan investasi pribadi," tulis Corporate Secretary BREN Agus Sandy Widyanto di keterbukaan informasi pada Senin (21/7/2025).
Seiring dengan pembelian saham tersebut, kepemilikan saham Prajogo di BREN secara pribadi pun menebal. Sebelum transaksi, Prajogo tercatat menggenggam 135.459.700 lembar atau 0,1% porsi kepemilikan saham di BREN.
Setelah transaksi, kepemilikan saham Prajogo di BREN menebal menjadi 138.459.700 lembar atau 0,1% porsi kepemilikan saham di BREN. Selain melalui kepemilikan pribadinya, Prajogo pun menggenggam saham BREN lewat tangan Green Era Energy Pte. dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT).
Green Era tercatat menggenggam 31,57 miliar lembar atau 23,6% saham di BREN. Kemudian, BRPT menggenggam kepemilikan 86,51 miliar lembar atau 64,66% saham di BREN.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.