Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Tbk. telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp28 miliar hingga paruh pertama tahun ini.
Presiden Direktur Mark Dynamics Ridwan Goh mengatakan bahwa rencana ekspansi perseroan untuk menaikkan kapasitas produksi dan diversifikasi produk tetap berjalan meskipun diterpa tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
“Hingga saat ini capex yang sudah terserap Rp28 miliar, sebagian untuk penambahan mesin hand former, sebagian untuk sanitari,” ujar Ridwan kepada Bisnis, Minggu (12/7/2020).
Emiten berkode saham MARK itu mengalokasikan capex sebesar Rp40 miliar pada tahun ini dengan rincian sebesar Rp20 miliar untuk pengadaan mesin untuk menambah kapasitas produksi, sedangkan sisa Rp20 miliar digunakan untuk ekspansi produk sanitari.
Untuk diketahui, perseroan akan menggenjot diverisifikasi usahanya pada tahun ini dengan mulai memproduksi produk sanitasi sendiri. Rencananya, produk itu akan diuji cobakan ke pasar mulai pada kuartal ketiga tahun ini.
Adapun produk sanitasi tersebut adalah kloset jongkok berbahan keramik. Produk sanitasi tersebut akan menggunakan sisa bahan baku cetakan sarung tangan yang terbuat dari keramik sehingga meminimalisir pembuangan dari proses produksi cetakan sarung tangan.
Dia menjelaskan presentase campuran sisa bahan baku sarung tangan yang digunakan sekitar 20 persen dan akan dicampur oleh bahan lain.
Selain itu, pengembangan bisnis produksi produk sanitasi dengan skala besar ini akan dilakukan secara bertahap.
Pada tahap pertama, Ridwan mengatakan bahwa investasi yang dibutuhkan oleh perseroan sebesar Rp100 miliar dan memulai produksi sekitar 10.000 pcs per bulan.
Kemudian, tahap selanjutnya MARK akan meningkatkan produksinya menjadi 30.000 pcs per bulan pada 2021, sehingga pada 2022 perseroan dapat memproduksi produk sanitasi mencapai 40.000 pcs.
Kendati demikian, seiring dengan adanya pembatasan perjalanan akibat pandemi Covid-19, perseroan harus menunda produksi kloset secara massal tersebut. Hal itu terkendala oleh perizinan teknisi yang belum bisa masuk ke Indonesia untuk instalasi mesin barunya.
Untuk diketahui, produsen cetakan sarung tangan yang beroperasi di Sumatra Utara itu, mendatangkan mesin saniter dari Inggris. Terkait kendala itu, perseroan memperkirakan produksi kloset akan dimulai pada awal tahun depan.
Di sisi lain, perseroan akan fokus menggenjot produksi cetakan sarung tangan untuk memenuhi pesanan sesuai target proyeksi pada paruh kedua tahun ini.
Dia mengaku permintaan produk sarung tangan meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir seiring dengan naiknya permintaan alat pelindung diri sebagai upaya pencegahan Covid-19.
“Target produksi yang semula sebesar 710.000 pcs per bulan, akan kami rencanakan naik ke 800.000 pcs per bulan pada Agustus atau September,” jelas Ridwan.