Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Mark Dynamics (MARK) Tumbuhkan Kinerja Kuartal I/2020

Laba kotor perseroan pada kuartal pertama tahun 2020 naik sebesar 6,98 persen menjadi Rp 40,83 miliar jika dibandingkan dengan triwulan pertama tahun lalu sebesar Rp38,17 miliar.
Produk PT Mark Dynamics Indonesia Tbk./markdynamicsindo.com
Produk PT Mark Dynamics Indonesia Tbk./markdynamicsindo.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) berhasil membukukan penjualan sebesar Rp96,81 miliar, meningkat 9,94 persen pada kuartal I/2020.

Laba kotor perseroan pada kuartal pertama tahun 2020 naik sebesar 6,98 persen menjadi Rp 40,83 miliar jika dibandingkan dengan triwulan pertama tahun lalu sebesar Rp38,17 miliar.

Pencapaian yang diraih oleh Mark Dynamics merupakan keberhasilan perseroan menjaga tingkat efisiensi serta mempertahankan kualitas produk sesuai dengan permintaan pelanggan. Hal ini terlihat dari keberhasilan perseroan menjaga margin laba kotor pada level 42,18 persen dengan nilai sebesar Rp40,84 miliar.

Presiden Direktur Mark Dynamics, Ridwan Goh menyampaikan bahwa kinerja yang positif membuat perseroan mampu mempertahankan laba di kuartal pertama tahun 2020.

“Laba ini didukung dengan strategi produksi dan efisiensi perseroan sepanjang kuartal I tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19,” sebut Ridwan dikutip dari siaran pers yang diterima Bisnis, Selasa (2/6/2020).

Sejak munculnya pandemi Covid-19 di Wuhan, China pada Desember 2019 dan merebaknya virus tersebut di beberapa negara, sehingga dinyatakan sebagai pandemi global oleh WHO telah meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya kesehatan.

Kendati demikian, permintaan cetakan sarung tangan perseroan pada kuartal pertama belum mengalami kenaikan yang begitu signifikan dikarenakan masih banyaknya persediaan cadangan yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak pada pembuatan sarung tangan.

Namun, virus corona diprediksikan akan berlangsung berkepanjangan dan tentunya akan mendongkrak permintaan sarung tangan global pada kuartal kedua.

Secara historis, perseroan menyatakan tren yang sama terjadi saat virus SARS mewabah pada tahun 2002 dan 2003, sehingga permintaan sarung tangan global saat itu meningkat dari 12 persen menjadi 16 persen.

Konsumsi sarung tangan secara global bertumbuh secara konsisten dengan rata-rata pertumbuhan majemukan tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) 8 persen hingga 10 persen per tahun.

Di sisi lain, Malaysia sebagai produsen sarung tangan karet terbesar di dunia telah menetapkan kebijakan lockdown di masa pandemi Covid-19. Pada awal penetapan kebijakan lockdown, Pemerintah Malaysia hanya mengizinkan perusahaan yang bergerak di bidang alat kesehatan untuk beroperasi dengan syarat hanya memperkerjakan tenaga kerjanya sebesar 50 persen.

Oleh karena itu, Mark Dynamics sebagai pemasok 35 persen pasar cetakan sarung tangan karet di dunia, dengan pasar utama Malaysia, dimana sekitar 65 persen penjualan perseroan berasal dari ekspor ke Malaysia, memutuskan untuk menurunkan kapasitas produksi menjadi 600.000 pieces per bulan selama kurun waktu dua bulan dengan mengurangi jam lembur karyawan untuk mendukung program physical distancing.

Namun, Malaysia telah melonggarkan peraturan lockdown dimana menurut surat tertanggal 27 Maret kepada para anggota Asosiasi Produsen Sarung Tangan Karet Malaysia, Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri (MITI) mengizinkan pabrik-pabrik sarung tangan kembali beroperasi penuh mulai 1 April dengan syarat-syarat yang ketat untuk tetap memenuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

“Maka dari itu, saat ini karyawan MARK yang bekerja di pabrik lama telah dipindahkan sebagian ke pabrik perseroan yang baru di Jalan Utama Desa Dalu Sepuluh A dengan luas lahan berkisar ±8 hektare. Hal ini tentunya membuat program physical distancing terpenuhi dikarenakan area kerja yang lebih luas sehingga pada kuartal kedua kapasitas produksi perseroan akan kembali normal,” jelas Ridwan.

Perseroan yang sahamnya tercatat di papan utama Bursa Efek Indonesia sejak Mei 2019 ini mampu mempertahankan kinerja positifnya di tengah situasi Covid-19 ini.

Tercatat, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, perseroan secara berturut-turut mengalami kenaikan profit yang signifikan. Saat ini, hampir seluruh negara dilanda pandemi Covid-19 yang berdampak secara global pada dunia bisnis, tetapi perseroan tetap optimis dapat mempertahankan kinerja positifnya di tengah situasi Covid-19 di tahun 2020 ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper