Bisnis.com, JAKARTA – PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) optimis dapat menjaga bahkan meningkatkan kinerja meski ekonomi tengah mendapat tekanan akibat wabah corona atau Covid-19.
Dalam keterbukaan informasi, perseroan memastikan wabah virus corona tidak menyebabkan penghentian maupun pembatasan operasional perusahaan. Termasuk tidak ada pengurangan karyawan.
Tercatat, emiten berkode saham MARK tersebut berhasil membukukan penjualan sebesar Rp96,81 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Realisasi tersebut meningkat 9,94 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.
Demikian juga dengan laba kotor perseroan per 31 Maret 2020 naik 6,98 persen. Tercatat produsen porselen cetakan sarung tangan ini membukukan laba Rp40,83 miliar.
Pencapaian yang diraih oleh Mark Dynamics didukung oleh efisiensi serta mempertahankan kualitas produk yang sesuai dengan permintaan pelanggan. Perusahaan yang berpusat di Sumatra Utara itu berhasilan menjaga margin laba kotor di level 42,18 persen.
Presiden Direktur Mark Dynamics, Ridwan Goh menyampaikan bahwa kinerja yang positif membuat perseroan mampu mempertahankan laba di kuartal I tahun 2020.
“Laba ini didukung dengan strategi produksi dan efisiensi Perseroan sepanjang kuartal I tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19,” sebut Ridwan melalui rilis persnya, Jumat (29/5/2020).
Strategi perseroan dalam menghadapi Covid-19 adalah; pertama, menjaga hubungan baik dengan pelanggan lama dan terus mencari pasar dengan pelanggan baru. Kedua, melakukan efisiensi keuangan agar cashflow (arus kas) perusahaan tetap terjaga.
Perseroan juga menyampaikan pihaknya ikut berpatisipasi dalam mendukung terciptanya kondisi kesehatan lingkungan, seperti memberikan donasi atau bantuan penanganan Covid-19 kepada pemerintah dan masyarakat sekitar.
Selanjutnya, perseroan juga melakukan protokol kesehatan yang ketat dalam kegiatan operasionalnya seperti melakukan pengecekan suhu tubuh, pemberian suplemen vitamin c dan menyediakan lebih banyak saran cuci tangan kepada karyawannya.
Terkait dengan tenaga kerja yang terdampak pandemi, perseroan tidak memberlakukan aksi pemutusan hubungan kerja (PHK). Sementara, hingga saat ini, perusahaan tersebut memiliki total 1.282 karyawan berstatus tetap dan tidak tetap.
Dari Redaksi
Berita ini terdapat penambahan informasi