Bisnis.com, JAKARTA — Animo masyarakat yang tinggi terhadap instrumen obligasi negara ritel seri ORI017 membuat penjualan mencetak rekor.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Surat Utang Negara (SUN) Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan masa penawaran obligasi negara ritel (ORI) seri ORI017 ditutup pada Kamis (9/7/2020) pukul 10:00 WIB.
Pihaknya melaporkan completed order yang tercatat di sistem e-SBN senilai Rp18,33 triliun hingga pukul 13:00 WIB.
“Untuk memperoleh angka finalnya, kami akan melakukan rekonsiliasi data dengan para pihak yang terkait dengan sistem e-SBN. Pemesanan ORI017 hingga hari penutupan merupakan rekor penjualan ORI melalui sistem online yang mulai diperkenalkan pada 2018,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (9/7/2020).
Deni mengungkapkan animo masyarakat untuk berinvestasi di ORI017 sangat tinggi. Hal itu tercermin selama masa penawaran yang berlangsung 1 bulan sejak 15 Juni 2020 hingga 9 Juli 2020.
“Tingginya animo masyarakat terhadap ORI017 menunjukkan bahwa obligasi negara ritel merupakan instrumen investasi yang sesuai dengan kondisi saat ini di mana masyarakat mencari instrumen investasi yang aman, terjangkau, dan dapat diakses dimana pun mereka berada,” paparnya.
Baca Juga
Dia menyebut penerbitan ORI017 di tengah masa pandemi memberikan tantangan tersendiri dalam hal pemasaran. Oleh karena itu, DJPPR bekerja sama dengan mitra distribusi (midis) untuk memfokuskan penyelenggaraan kegiatan pemasaran secara daring dan memaksimalkan kampanye sosial media.
“Penjualan ORI017 yang mengangkat narasi Menjaga Negeri Lewat Investasi dilakukan serentak oleh kami dan seluruh midis sejak sebelum masa penawaran dimulai hingga masa penawaran berakhir,” jelasnya.
Pemerintah melalui Kementerian Keuangan masih memiliki rencana penerbitan instrumen surat berharga negera ritel lainnya hingga akhir tahun.
Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Riko Amir mengatakan penerbitan sisa penerbitan surat berharga negara (SBN) senilai Rp900,4 triliun pada semester II/2020. Salah satu pemenuhan kebutuhan itu dengan penerbitan SBN ritel.
“Masih dalam range penerbitan [SBN] ritel pada semester II/2020 antara Rp35 triliun sampai dengan Rp40 triliun,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (9/7/2020).
Secara detail, DJPPR memaparkan sisa penerbitan SBN Rp900,4 triliun akan dipenuhi melalui lelang di pasar domestik, penerbitan SBN ritel, private placement, penerbitan SBN valas, dan SBN skema khusus ke BI.
Rencana penerbitan empat SBN ritel hingga akhir tahun termasuk ORI017. Instrumen itu terdiri atas dua surat utang negara (SUN) ritel konvensional dan dua sukuk ritel.