Bisnis.com, JAKARTA — Penerbitan obligasi korporasi di paruh kedua tahun ini diproyeksikan bakal meningkat seiring dengan menurunnya tingkat yield acuan. Selain itu, kesepakatan burden sharing antara pemerintah dan Bank Indonesia bakal menjadi sentimen positif untuk pasar.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan penerbitan obligasi korporasi di semester II/2020 berpotensi lebih ramai dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Salah satunya, kata Handy, karena tingkat cost of fund di kuartal III/2020 telah relatif lebih bagus bagi sisi korporasi dibandingkan kuartal II/2020 lalu. Hal ini tercermin daripenurunan yield SBN yang dijadikan sebagai benchmark kupon korporasi.
Menurutnya, penurunan tersebut akan berlanjut seiring dengan sentimen global yang membaik sebagai buntut dari masifnya stimulus bank sentral dan pemerintah, termasuk penurunan suku bunga acuan dan skema burden sharing yang baru disepakati.
“Tampaknya market merespon positif kepanasan burden sharing. Sebagaimana disebutkan ini adalah one-off karena extraordinary time dan obligasi yang dibeli BI adalah tradable,” tuturnya kepada Bisnis, Rabu (8/7/2020)
Selain itu, Handy juga menilai penyerapan pasar terhadap obligasi korporasi akan membaik dibandingkan periode bulan Mei—Juni, terlihat dari total penerbitan obligasi korporasi yang meningkat, baik dari sisi besaran maupun permintaan.
Baca Juga
“Tapi memang masih belum balik lagi seperti awal Januari—Februari lalu,” imbuhnya.
Dia mengatakan salah satu faktor lain yang menjadi penekan adalah penurunan rating atau peringkat yang banyak menerpa emiten belakangan ini akibat kondisi pandemi, sehingga investor menjadi lebih selektif.
“Di saat kondisi ketidakpastian penanganan Covid-19 seperti saat ini, demand kemungkinan akan lebih yang defensif, misalnya tenor agak pendek dan rating yang bagus,” tukasnya.