Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Soal Kasus Subkon Fiktif, Waskita Karya Bakal Lakukan Audit Khusus

Kasus subkontraktor fiktif diduga merugikan negara Rp186 miliar. Kerugian timbul karena Waskita Karya membayar pekerjaan konstruksi yang ternyata fiktif di 14 proyek.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono./TV Parlemen
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono./TV Parlemen

Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menyatakan akan melakukan audit khusus untuk mendalami potensi proyek pekerjaan fiktif yang melibatkan perseroan.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menyatakan perseroan akan berupaya untuk memastikan proyek pengadaan fiktif tidak kembali terjadi di lingkungan perseroan. Perseroan akan melakukan audit khusus terkait kasus tersebut.

“Untuk proyek-proyek pengadaan fiktif, ini menjadi atensi kami untuk tidak terulang lagi, dan kami akan lakukan audit khusus, sosialisasi terkait hal ini sehingga ke depan tidak terjadi lagi,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (1/7/2020).

Destiawan menyatakan hal tersebut setelah Anggota Komisi VI DPR RI Muhammad Toha mempertanyakan terkait kasus itu. Dia juga menyinggung terkait pemeriksaan yang sedang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Mohon Waskita kalau bisa dijelaskan tolong dijelaskan, kok setiap hari saya lihat dari update tiga huruf itu [KPK]. Supaya kami juga tahu, ini menjadi antisipasi biar tidak seperti yang dulu lagi," tandasnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, belum lama ini KPK memanggil Direktur Keuangan dan SDM PT Waskita Wado Energi Tri Yuharlina dalam penyidikan kasus korupsi pelaksanaan pekerjaan subkontraktor fiktif pada proyek-proyek yang dikerjakan oleh Waskita Karya.

Selain itu, KPK juga memanggil empat saksi lainnya untuk tersangka Fathor, yakni Sri Utami yang berprofesi sebagai notaris dan PPAT, seorang pensiunan Baidowi dan, dua petani atau pekebun, masing-masing Sibah dan Moh Ali.

Selain Fathor, KPK juga telah menetapkan mantan Kepala Bagian Keuangan dan Risiko Divisi II PT Waskita Karya Yuly Ariandi Siregar (YAS) sebagai tersangka.

Fathor, Yuly dan kawan-kawan diduga menunjuk beberapa perusahaan subkontraktor untuk melakukan pekerjaan fiktif pada sejumlah proyek konstruksi yang dikerjakan oleh emiten berkode saham WSKT tersebut.

Sebagian dari pekerjaan tersebut diduga telah dikerjakan oleh perusahaan lain, tetapi tetap dibuat seolah-olah akan dikerjakan oleh empat perusahaan subkontraktor yang teridentifikasi sampai saat ini.

Diduga empat perusahaan tersebut tidak melakukan pekerjaan sebagaimana yang tertuang dalam kontrak. Atas subkontrak pekerjaan fiktif itu, PT Waskita Karya selanjutnya melakukan pembayaran kepada perusahaan subkontraktor tersebut.

Namun selanjutnya, perusahaan-perusahaan subkontraktor tersebut menyerahkan kembali uang pembayaran dari PT Waskita Karya kepada sejumlah pihak termasuk yang kemudian diduga digunakan untuk kepentingan pribadi Fathor Rachman dan Yuly Ariandi Siregar.

Dari perhitungan sementara dengan berkoordinasi bersama Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, diduga terjadi kerugian keuangan negara setidaknya Rp186 miliar. Perhitungan tersebut merupakan jumlah pembayaran dari Waskita Karya kepada perusahaan-perusahaan subkontraktor pekerjaan fiktif tersebut.

Empat perusahaan subkontraktor tersebut diduga mendapatkan pekerjaan fiktif dari sebagian proyek-proyek pembangunan jalan tol, jembatan, bandara, bendungan, dan normalisasi sungai. Terdapat 14 proyek terkait dengan pekerjaan fiktif tersebut.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper