Bisnis.com, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk. mengharapkan pemerintah dapat membayarkan utang sebesar Rp6,63 triliun agar dapat menjaga likuiditas serta menurunkan posisi liabilitas.
Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono menjelaskan utang Rp6,63 triliun ini terdiri dari dana talangan pengadaan tanah untuk jalan tol senilai Rp3,71 triliun, biaya dana senilai Rp1 triliun, dan pembayaran atas proyek Light Rail Train (LRT) Palembang senilai Rp1,92 triliun.
Dia menjelaskan bahwa tagihan pengembalian dana talangan tanah dan beban bunga senilai ditujukan kepada Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN). Sementara itu, tagihan LRT Palembang ditujukan kepada Kementerian Perhubungan.
Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) milik perseroan menanggung biaya dana dengan beban bunga sekitar 8 persen—9 persen. Adapun, biaya dana yang ditanggung LMAN hanya mencapai 4,25 persen—6 persen mengacu pada suku bunga acuan Bank Indonesia.
Dengan demikian terdapat total selisih biaya dana senilai Rp2,31 triliun. Dari jumlah tersebut, realisasi biaya dana yang dibayarkan LMAN baru mencapai Rp680 miliar. Dengan demikian, outstanding tagihan biaya dana kepada LMAN masih mencapai Rp1 triliun.
“Kalau yang sudah masuk di LMAN, mungkin kita bisa ajukan pembayaran 50 persen—75 persen, sehingga saat verifikasi komplit ini sisanya bisa dibayarkan ini akan membantu kami dari sisi cash flow,” katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (1/7/2020).
Baca Juga
Dia menjelaskan apabila tidak segera mendapatkan pengembalian dana talangan pengadaan lahan, total utang berbunga atau interest bearing debts (IBT) perseroan akan meningkat menjadi Rp56,7 triliun. Adapun, total kewajiban perseroan menjadi Rp78,9 triliun.
Hal itu juga akan memengaruhi current ratio perseroan menjadi 0,86x, dan gearing ratio ke 2,73x. Posisi gearing ratio tersebut akan kian dekat dengan batas covenant perseroan di level 3x.
Hal ini juga akan membuat kemampuan leverage ekuitas perseroan kian tipis di 0,27x dan posisi rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) naik ke 3,8x.
Sementara itu, dengan pengembalian piutang dana talangan, perseroan memperkirakan dapat meningkatkan ekuitas hingga 0,54x atau sebesar Rp11,6 triliun. Hal ini juga akan menurunkan IBT dan total liabilitas perseroan menjadi Rp52,9 triliun dan Rp75,2 triliun.
Di sisi lain, posisi current ratio dan gearing ratio perseroan akan membaik ke posisi 0,87x dan 2,46x. Adapun, posisi DER akan lebih rendah di kisaran 3,49x. “Jadi besar sekali pengaruh dari pembayaran kami. Itu yang kami harapkan,” katanya.