Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendarat dengan keras di zona hijau pada akhir pekan dengan kenaikan 1,27 persen. Berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri mewarnai pergerakan IHSG dalam periode 15-19 Juni 2020.
Pada perdagangan Jumat (19/6/2020), IHSG mencetak kenaikan 17,03 poin atau 0,35 persen dan bertengger di level 4.942,27. Kenaikan IHSG antara lain dipicu optimisme pelaku pasar terhadap prospek perekonomian setelah Bank Indonesia memangkas tingkat bunga acuan BI 7 Day Repo Rate sebesar 25 basis poin.
Pelaku pasar cenderung menahan optimisme karena saat penurunan bunga acuan diumumkan pada Kamis (18/6/2020), IHSG ditutup cukup dalam 1,25 persen ke level 4.925,25.
Kalangan analis menilai IHSG tetap terkoreksi karena di hari itu, pelaku pasar menghkawatirkan potensi gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19). Situasi di Semenanjung Korea juga panas setelah Korea Utara mengebom Kantor Penghubung di perbatasan kedua negara.
Pada 17 Juni 2020, IHSG ditutup menguat tipis 0,03 persen atau 1,32 poin ke level 4.987,78 Indeks sempat menguat hingga kembali menembus level 5.000 pada awal perdagangan. Namun, stamina IHSG kemudian perlahan mengendur dan terus berfluktuasi hingga akhir perdagangan.
Sehari sebelumnya, IHSG sempat perkasa, mengekor Bursa Asia yang mencetak penguatan tajam. Indeks saham melesat berkat rencana stimulus The Federal Reserve serta sejumlah bank sentral di Asia untuk menyuntik perekonomian. Pada 16 Juni 2020, IHSG naik 3,53 persen ke posisi 4.986,46.
Baca Juga
Kenaikan IHSG di hari Selasa menjadi momentum rebound karena pada awal pekan, Senin (15/6/2020), IHSG turun 1,4 persen. Sebanyak 8 dari 10 sektor menetap di zona merah, didorong sektor finansial yang melemah 2,77 persen dan pertanianyang turun 2,01 persen.
Secara umum, dalam satu pekan, total perdagangan saham di BEI mencapai volume 41,89 miliar lembar dengan nilai Rp39,62 triliun. Investor asing mencatat aksi jual bersih atau net sell sebanyak Rp1,2 triliun.
Sektor infrastruktur mencatat kinerja paling moncer dengan kenaikan 6,01 persen. Sementara itu, sektor pertambangan menjadi satu-satunya sektor yang mencetak koreksi sebesar 0,32 persen.
Sementara itu, saham PT Indonesia Pondasi Raya Tbk. tercatat sebagai saham dengan kenaikan tertinggi atau top gainers pada pekan ini sebesar 50,34 persen ke level 218. Adapun saham PT Multipoar Technology Tbk. tercatat sebagai saham top loser dengan penurunan -29,68 persen ke level 770.