Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sarat dengan Ujian, Kinerja Emiten Big Caps Dinilai Masih Bertaji

Sektor telekomunikasi dan konsumer dinilai bisa bertahan terhadap dampak pandemi. Selain itu, kinerja sektor perbankan disebut masih solid karena banyak mendapat stimulus dari regulator.
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung memotret layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (27/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo alias big caps dinilai masih bisa mencetak cuan sepanjang kuartal II/2020 kendati sebagian diprediksi bakal mengalami penurunan laba. 

Kinerja emiten big caps diyakini masih solid kendati selama kuartal II/2020 perekonomian diperkirakan mengalami kontraksi akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan sejumlah kebijakan untuk membendung laju penyebaran virus corona (Covid-19). Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya menyatakan produk domestik bruto (PDB) akan mengalami kontraksi hingga -3,8 persen pada kuartal II/2020.

Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan kinerja para emiten kelas kakap ini akan mengikuti seberapa besar dampak yang menerjang sektor riil selama masa puncak pandemi Covid-19.

Hingga Jumat (19/6/2020), ada sepuluh emiten big caps dengan kapitalisasi pasar Rp104 triliun hingga Rp680 triliun. Posisi pertama masih ditempati PT Bank Central Asia Tbk. dan di urutan kesepuluh adalah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Dari kesepuluh emiten tersebut, Hans menyebut ada dua emiten yang berpotensi paling cuan di kuartal II/2020, yaitu PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Unilever Indonesia Tbk. Kedua sektor yang digeluti emiten tergolong kebal terhadap dampak pandemi.

“Telekomunikasi kan jadi yang paling dibutuhkan selama WFH [work from home], jadi tentu [pendapatannya] baik. Kemudian sektor consumer juga permintaannya selalu tinggi,” tuturnya ketika dihubungi Bisnis, Jumat (19/6/2020).

Emiten lain yang masih bakal cukup moncer adalah produsen rokok HMSP. Seperti barang konsumsi, Hans menilai permintaan akan produk rokok tidak terdampak pandemi sehingga kinerja perseroan diproyeksikan masih akan positif.

Adapun terkait penutupan pabrik HMSP beberapa waktu lalu akibat ada karyawannya yang terjangkit Covid-19, Hans menyebut hal itu tidak akan terlalu berpengaruh signifikan karena fasilitas pabrik lain milik perseroan masih beroperasi.

“Apalagi ada protokol lima hari karantina itu kan, saya rasa mereka cukup baik menghadapi ini,” tambahnya.

Protokol yang dimaksud adalah kebijakan Sampoerna untuk mengkarantina produk mereka selama lima hari sebelum didistribusikan ke pasar. Hal ini untuk mengantisipasi paparan virus Covid-19 pada produk mereka.

Sementara itu untuk emiten perbankan, Hans menilai perbankan juga masih akan mencatatkan laba di kuartal II/2020 ini. Hal ini  ditopang oleh suntikan stimulus-stimulus dari pemerintah dan Bank Indonesia.

Namun, kata Hans, besar kemungkinan labanya akan tergerus alias tak sebesar periode sebelumnya. “Bisa laba karena mereka banyak dapat relaksasi kan, tapi pasti tertekan juga,” imbuhnya.

Sementara untuk ASII, Hans mengatakan kinerja emiten satu ini berpotensi cukup tertekan dan sulit membukukan laba mengingat bisnis otomotif sangat lesu selama pandemi berlangsung.

10 Emiten dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar

Emiten

Kode Saham

Kapitalisasi Pasar

PT Bank Central Asia Tbk.

BBCA

Rp680 triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

BBRI

Rp379 triliun

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.

TLKM

Rp325 triliun

PT Unilever Indonesia Tbk.

UNVR

Rp307 triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

BMRI

Rp225 triliun

PT HM Sampoerna Tbk. 

HMSP

Rp201 triliun

PT Astra International Tbk.

ASII

Rp198 triliun

PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.

TPIA

Rp121 triliun

PT Barito Pacific Tbk.

BRPT

Rp105 triliun

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

ICBP

Rp104 triliun

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper