Bisnis.com, JAKARTA — Morgan Stanley menaikkan peringkat rekomendasi saham-saham Indonesia menjadi overweight.
Dalam publikasi yang dikutip Kamis (18/6/2020), Morgan Stanley masih mempertahankan preferensi untuk saham-saham Jepang dan China untuk kawasan emerging market (EM). Bank investasi global itu mempertahankan rekomendasi untuk ekuitas di kawasan EM underweight.
Morgan Stanley masih menjadikan saham-saham Jepang sebagai preferensi. Pasalnya, emiten dari Negeri Sakura mampu menunjukkan dividend per share (DPS) atau earning per share (EPS) lebih defensif didukung restrukturisasi dan neraca yang lebih kuat.
Di tingkat pasar, Morgan Stanley menaikkan rekomendasi Indonesia dan Yunani menjadi overweight. Indonesia diperkirakan akan mampu kembali ke level gross domestic product (GDP) atau PDB sebelum krisis pada kuartal I/2021.
Rekomendasi overweight dari Morgan Stanley menggambarkan tingkat return atau pengembalian mampu melewati indeks MSCI negara yang relevan atau pengembalian total rata-rata industri berdasarkan risiko yang disesuaikan dalam 12 bulan hingga 18 bulan ke depan.
Dalam riset sebelumnya, Morgan Stanley memprediksi China menjadi yang pertama kembali ke tingkat PDB sebelum Covid-19 yakni pada kuartal III/2020. Selanjutya, tiga negara Asia non Jepang lainnya, Filipina, Indonesia, dan India akan menyusul China.
Baca Juga
Filipina, Indonesia, dan China diyakini mampu menyusul China mengingat orientasi permintaan domestik dan cerita struktural yang lebih kuat. Risiko untuk ketiga negara itu adalah jika data harian Covid-19 tidak memuncak pada kuartal II/2020 sesuai dengan prediksi Morgan Stanley.
Untuk sektor pendapatan tetap atau fixed income, Morgan Stanley menyebut posisi overweight menjadi salah satu katalis yang memicu aksi sell-off. Kepemilikan asing di surat berharga negara (SBN) Indonesia turun signifikan.
Valuasi SBN Indonesia menjadi murah dengan menawarkan kupon tertinggi ketiga di kawasan EM. Dengan demikian, surat utang Indonesia berpeluang mendapatkan benefit dari rebound kawasan Asia.