Bisnis.com,JAKARTA — Pendapatan dari dividen emiten penghuni indeks IDX High Dividen 20 dinilai tetap legit untuk diburu di tengah penyebaran pandemi Covid-19 yang telah memperlambat laju perekonomian.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, 10 emiten konstituen indeks IDX High Dividend 20 telah mengumumkan besaran dividen untuk kinerja tahun buku 2019. Sejumlah emiten memiliki imbal dividen atau dividend yield di atas 5 persen.
Data Bloomberg menunjukkan imbal dividen PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) mencapai 15,58 persen. Sementara itu, imbal hasil dividen PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) tercatat sebesar 15,04 persen.
Konstituen IDX High Dividend 20 lainnya siap menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) sepanjang Juni 2020. PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) siap menggelar agenda tersebut pada, Kamis (4/6/2020).
Setelah LPPF, produsen batu bara milik negara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), juga siap menggelar RUPST pada, Rabu (10/6/2020). Sehari berselang, PT United Tractors Tbk. (UNTR) dijadwalkan menggelar RUPS pada, Kamis (11/6/2020).
Selanjutnya, PT Astra International Tbk. (ASII), siap menggelar RUPST pada, Selasa (16/6/2020). Tidak ketinggalan, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan menyelenggarakan agenda sejenis tiga hari berselang atau pada, Jumat (19/6/2020).
Baca Juga
Seperti diketahui, IDX High Dividend 20 merupakan indeks yang beranggotakan 20 saham yang membagikan dividen tunai selama 3 tahun terakhir dan memiliki dividend yield yang tinggi.
Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan sejauh ini dividend yield tertinggi untuk emiten konstituen indeks IDX High Dividend 20 berada di sektor batu bara. Menurutnya, ITMG dan ADRO sejauh ini masih berada di urutan teratas.
Sebagai catatan, ITMG membagikan dividen total senilai Rp1.275 untuk kinerja tahun buku 2019. Jumlah itu setara dengan dividend payout ratio (DPR) 75 persen atau lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 101 persen.
Sementara itu, ADRO membagikan dividen tunai senilai Rp3,69 triliun kepada pemegang saham. Jumlah itu terbagi menjadi IS$150 juta dividen tunai interim yang dibayarkan pada Januari 2020 dan sisanya US$100 juta sebagai bentuk dividen tunai final.
Aria mengatakan saat ini dividend yield masih menjadi salah satu pertimbangan untuk dasar pemilihan investasi. Pasalnya, fluktuasi harga yang membuat harga turun dan semakin rendah juga akan membuat yield meningkat.
Dalam kondisi ini, lanjut dia, ada investor yang memilih untuk membeli saham tanpa terlalu menghiraukan fluktuasi jangka pendek. Dengan demikian, high dividend yield dipilih sebagai sumber imbal hasil investasi yang lebih pasti.
“Jadi ITMG dan ADRO menarik dari sisi dividend yield-nya juga BBRI dan BMRI juga masih menarik bahwa yield di atas deposito setahun dan potensi mendapatkan keuntungan dari capital gain juga,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/6/2020).
Untuk lima konstituen yang akan RUPS, Aria menilai PTBA menarik untuk dilirik. Menurutnya, emiten itu kemungkinan memberikan dividend yield yang juga cukup besar atau di atas 15 persen.
Sebagai catatan, PTBA membukukan laba bersih Rp4,05 triliun atau turun 19,32 persen secara tahunan. Untuk kinerja tahun buku 2018, produsen batu bara itu membagikan dividen senilai Rp3,76 triliun atau 75 persen dari laba tahun buku 2018.
Di lain pihak, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Prasetio mengatakan sejauh ini ADRO memberikan dividend yield terbesar dibandingkan dengan konstituen lainnya.
Selain itu, pihaknya mencatat ADRO bersama BBCA, BBRI, BMRI, dan HMSP sebagai emiten yang terus meningkatkan jumlah dividen yang dibagikan dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan laba berkesinambungan.
Dia mengatakan ada potensi penurunan dividen yang akan diterima oleh investor menurun pada tahun depan. Hal itu sejalan dengan perkiraan laba yang akan menurun tahun ini.
“Tetapi dengan berkaca ke data historikal yang ada, laba perusahaan tentunya akan recover dan dengan memilih emiten yang rajin memberikan dividen bisa menjadi bumper untuk portfolio investor,” jelasnya.
Di lain pihak, Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali mengatakan saat ini momentum untuk mengejar dividen kurang tepat. Menurutnya, emiten akan lebih defensif pada 2020.
“Untuk menjaga ketahanan terhadap kondisi yang penuh dengan ketidakpastian maka emiten bertendensi untuk mempertahankan level cash-nya,” jelasnya.
Selain ITMG, emiten konstituen indeks IDX High Dividend 2020 yang menurunkan rasio pembayaran untuk kinerja tahun buku 2019 yakni PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF). Produsen farmasi itu memutuskan membagi Rp937,5 miliar atau 37,4 persen dari total laba bersih 2019.
Rasio pembayaran dividen itu lebih rendah dibandingkan dengan 50 persen untuk kinerja 2018. Manajemen KLBF menyatakan langkah itu harus ditempuh di tengah ketidakpastian tahun ini sehingga dapat melewati pandemi Covid-19 dengan baik.