Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah 7 sektor dari 10 sektor pembentuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu mengalami penguatan dalam sepekan 26 - 29 Mei 2020.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor aneka industri memimpin penguatan sebesar 14,1 persen, selanjutnya industri dasar 9,5 persen, dan finansial 8,54 persen. (lihat tabel)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin berhasil unjuk gigi dan memantapkan penguatannya di atas level 4.700 ketika pasar saham global pada umumnya tertekan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pergerakan IHSG ditutup di level 4.753,61 dengan penguatan 0,79 persen atau 37,43 poin pada perdagangan Jumat (29/5/2020) dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Padahal, indeks sempat tergelincir ke zona merah dengan dibuka terkoreksi tipis 0,09 persen atau 4,04 poin menjadi 4.712,14. Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.704,79–4.755,96.
Sebanyak 6 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah positif, dipimpin aneka industri (+3,49 persen) dan industri dasar (+2,89 persen). Empat sektor lainnya berakhir di zona merah, dipimpin properti (-1,39 persen).
Baca Juga
Tercatat 175 saham menguat, 232 saham melemah, dan 153 saham berakhir stagnan. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) yang masing-masing naik 8,1 persen dan 11,1 persen menjadi pendorong berlanjutnya penguatan IHSG.
Saham BBRI pun terpantau menjadi incaran utama investor asing dengan nilai net buy atau beli bersih Rp1,27 triliun, disusul saham PT Astra International Tbk. (ASII) dengan net buy Rp149,4 miliar.
Head of Equity Research PT Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menilai perolehan laba emiten perbankan pada kuartal I/2020 sejauh ini masih menunjukkan performa positif.
Hal ini disebabkan oleh faktor Covid-19 yang belum begitu berdampak pada periode tersebut. Pasalnya, Covid-19 baru mulai memberikan dampak pada akhir kuartal I/2020.
“Pengaruh Covid-19 baru terasa di pertengahan Maret, sehingga kuartal I/2020 rata-rata emiten perbankan belum terpengaruhi kinerjanya. Tapi kemungkinan kuartal II/2020 akan lebih jelek,” terangnya kepada Bisnis, dikutip Sabtu (30/5/2020).
Menurutnya, faktor yang akan menekan kinerja perbankan pada kuartal II/2020 antara lain adalah banyaknya potensi restrukturisasi kredit yang akan menunda pendapatan bunga emiten di sektor perbankan.
Berikut tabel kinerja 10 sektor pembentuk IHSG selama sepekan 26 - 29 Mei 2020.
NO. | Sektor | Tertinggi | Terendah | Penutupan | Perubahan (%) |
1 | AGRI | 971,797 | 962,303 | 964,931 | -0,29 |
2 | FINANCE | 962,515 | 905,095 | 962,515 | 8,54 |
3 | INFRASTRUCTUR | 879,965 | 861,001 | 864,084 | 0,43 |
4 | MISC-IND | 858,396 | 801,505 | 858,396 | 14,1 |
5 | BASIC-IND | 745,733 | 700,086 | 745,733 | 9,5 |
6 | TRADE | 606,633 | 593,053 | 606,633 | 3,32 |
7 | PROPERTY | 327,509 | 319,343 | 322,957 | 1,03 |
8 | CONSUMER | 1.833,764 | 1.806,725 | 1.806,725 | -0,83 |
9 | MINING | 1.255,099 | 1.238,201 | 1.238,201 | -0,07 |
10 | MANUFACTUR | 1.186,696 | 1.162,838 | 1.186,696 | 4,13 |