Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diperkirakan berfluktuasi di tengah sentimen ketegangan Amerika Serikat dan China. Di sisi lain, Bank Indonesia optimistis dengan potensi penguatan rupiah.
Pada perdagangan Kamis (28/5/2020), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mampu memangkas sebagian besar pelemahannya dan berakhir terdepresiasi hanya 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.715 per dolar AS.
Padahal, rupiah terpantau sempat melemah lebih dari 50 poin. Sepanjang perdagangan Kamis, rupiah bergerak fluktuatif dalam kisaran 14.715-14.770.
Seiring dengan pergerakan nilai tukar rupiah, indeks dolar AS, yang melacak kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, turun tipis 0,04 persen atau 0,04 poin ke posisi 99,021.
Adapun, pada perdagangan Jumat (29/5/2020) pukul 6.10 WIB, indeks dolar AS terkoreksi 0,69 persen atau 0,679 poin menjadi 98,383.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan China terancam memanas. Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menggelar konferensi pers untuk membahas China pada Jumat (29/5/2020) waktu setempat.
Baca Juga
Trump mengatakan akan mengumumkan kebijakan-kebijakan baru AS tentang China, setelah negeri yang dikomandoi Presiden Xi Jinping ini meloloskan undang-undang keamanan nasional yang membatasi kebebasan di Hong Kong.
Sementara itu, aliran modal asing ke pasar surat berharga negara (SBN) mulai mengalami peningkatan seiring dengan meredanya kepanikan global.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan aliran modal asing pada minggu pertama bulan Mei mencapai Rp2,97 triliun.
"Ini membuktikan semakin meredanya kepanikan global karena ada langkah penanganan Covid-19. Inflow mengalami peningkatan," ungkap Perry, Kamis (28//5/2020).
Isunya, lanjut Perry, masih seputar pasar saham yang masih mengalami outflow pada minggu kedua Mei sebesar Rp2,72 triliun. Namun, kondisi ini dipengaruhi oleh perkembangan pasar saham global.
Sejalan dengan inflow ini, imbal hasil SBN tenor 10 tahun juga mengalami penurunan di pasar sekunder.
"Saat awal April sampai minggu kedua April, yield-nya mencapai 8 persen. 19 Mei, yield SBN 10 tahun 7,76 persen, 26 Mei mencapai 7,22 persen," papar Perry.
Penurunan ini disebabkan oleh redanya kepanikan global. Selain itu, pasar masih melihat imbal hasil Indonesia masih menarik. Sebagai catatan, perbedaan (spread) SBN 10 tahun dan US treasury masih mencapai 6,7 persen.
"Lebih menarik dari negara lain, insyaallah membawa aliran modal asing ke depan," tegas Perry.
Dengan demikian, dia yakin nilai tukar rupiah ke depannya akan terus mengalami penguatan. "Kami yakin nilai tukar saat ini masih undervalue berpeluang mengalami penguatan."
Bahkan, dia yakin rupiah dapat bergerak ke level harga sebelum Covid-19 yakni Rp14.000 - Rp13.600 per dolar AS.
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Pergerakan nilai tukar rupiah berakhir menguat tajam 105 poin atau 0,71 persen ke level Rp14.610 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun tipis 0,05 persen atau 0,051 poin ke posisi 98,332.
Nilai tukar rupiah menguat 68 poin atau 0,46 persen ke level Rp14.647 per dolar AS, saat indeks dolar AS turun 0,1 persen atau 0,102 poin ke posisi 98,281.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 0,553 persen atau 78 poin ke level Rp14.636 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,117 poin atau 0,12 persen ke level 98,266 pada pukul 13.26 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 0,22 persen atau 32 poin ke level Rp14.683 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,05 poin atau 0,05 persen ke level 98,333 pada pukul 11.28 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 0,11 persen atau 16 poin ke level Rp14.699 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,008 poin atau 0,01 persen ke level 98,391 pada pukul 09.57 WIB.
Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka melemah 10 poin atau 0,07 persen ke level Rp14.725 per dolar AS pagi ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,017 poin atau 0,02 persen ke level 98,4 pada pukul 08.57 WIB.