Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia mencatat realisasi buyback atau pembelian saham kembali oleh emiten baru mencapai 9,74 persen dari total kesiapan dana emiten yang dilaporkan sebesar Rp19,44 triliun.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna Setya mengatakan per 27 Mei 2020, realisasi buyback antara lain dilakukan oleh perusahaan milik negara sebesar Rp326 miliar.
“Jumlah itu setara 3,2 persen dari total buyback BUMN [sebesar Rp10,15 triliun],”ujarnya di Jakarta, Kamis (28/5/2020).
Sementara itu, perusahaan bukan BUMN mencatat realisasi buyback sebanyak Rp1,24 triliun. Jumlah itu setara dengan 13,4 persen dari total rencana buyback non-BUMN sebesar Rp9,29 triliun.
Dalam catatan BEI, terdapat 62 perusahaan yang terdiri dari 12 BUMN dan 56 Non-BUMN yang sudah melaporkan rencana buyback.
Sampai dengan 27 Mei, perusahaan plat merah yang sudah melaksanakan pembelian 7 perseroan atau 58,3 persen dari total partisipan. Adapun untuk swasta yang telah melakukan pembelian sebanyak 40 perusahaan atau 71,4 persen dari total partisipan.
Baca Juga
Masing-masing sektor menyisakan 5 perusahaan BUMN yang belum melaksanakan pembelian kembali saham dan 16 dari sektor swasta. Total ada 21 perusahaan atau 30,9 persen yang belum melakukan buyback.
Sebelumnya, Sekretaris Bukit Asam Hadis Surya mengatakan bahwa pihaknya telah melaksanakan aksi buyback itu sejak 27 Maret seiring dengan penurunan harga saham akibat memburuknya sentimen global.
“Sejauh ini sudah Rp10,7 miliar dana yang kami gunakan,” ujar Hadis kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Adapun, emiten tambang berpelat merah itu mengalokasikan dana sebesar Rp300 miliar untuk menggelar aksi buyback saham dengan periode pembelian saham mulai dari 17 Maret 2020 hingga 16 Juni 2020.