Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Dibuka Fluktuasi, Pasar Pertimbangkan Angka Pengangguran

Sampai dengan pukul 9.15 WIB, Dow Jones naik 0,33 persen atau 80,32 poin menjadi 24.656,22, Index S&P 500 meningkat 0,11 persen atau 3,27 poin menuju 2.974,88, dan Nasdaq Composite Index terkoreksi 0,3 persen atau 26,24 poin menuju 9.347,54.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat dibuka berfluktuasi pada awal perdagangan Kamis (21/5/2020) karena investor mengkhawatirkan angka pengangguran dan ketegangan perdagangan AS-China.

Mengutip data Bloomberg, tiga indikator bursa AS dimulai di zona merah pada awal perdagangan dan berfluktuasi seiring dengan laporan pengajuan tunjangan pengangguran di AS yang mencapai 2,44 juta orang.

Adapun, sampai dengan pukul 9.15 WIB, Dow Jones naik 0,33 persen atau 80,32 poin menjadi 24.656,22, Index S&P 500 meningkat 0,11 persen atau 3,27 poin menuju 2.974,88, dan Nasdaq Composite Index terkoreksi 0,3 persen atau 26,24 poin menuju 9.347,54.

Sebelum keluar klaim data tunjangan pengangguran, pasar sudah mengkhawatirkan soal kebijakan Senat AS yang mengedahkan Undang-Undang yang dapat menghalangi perusahaan China untuk melantai di Bursa AS.

Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump memicu ketegangan dengan China, karena menge-twitt soal kritik kepemimpinan Xi Jinping, beberapa hari sebelum pertemuan politik China terbesar tahun ini.

Sementara itu, sebagian besar saham Asia juga menurun. Index Stoxx Europe 600 juga koreksi, dengan 19 sektor atau seluruh sektor berada di zona merah.

Secara umum, pasar juga memantau perkembangan kasus Covid-19 yang mencapai 5 juta pasien di seluruh dunia, meningkat 2 kali lipat dalam sebulan terakhir.

Selain itu, sejumlah negara berencana membuka kembali aktivitas perekonomiannya. AstraZeneca Plc. baru saja mendapatkan dana US$1 miliar untuk pengembangan vaksin.

"Pasar saat ini mengkawatirkan ketegangan AS-China, meskipun sudah ada pricing in. Pandemi dan penurunan ekonomi telah membuat komitmen perdagangan AS-China lebih sulit untuk dipenuhi," papar Stephen Innes, chief global market strategist at AxiCorp.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper