Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Jepang mengalami koreksi pada penutupan perdagangan Kamis (21/5/2020) seiring dengan ketegangan AS-China.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix ditutup dengan pelemahan 0,23 persen atau 3,48 poin ke level 1.491,21 dengan pergerakan pada kisaran 1.487,74-1.501,43.
Sejalan dengan Topix, indeks Nikkei 225 berakhir di level 20.552,31 dengan koreksi 0,21 peren atau 42,84. Nikkei 500 juga koreksi 0,16 persen atau 3,27 poin menjadi 2.101,75.
Baca Juga : Berkah Ramadan, Indeks Bisnis 27 Alami Penguatan |
---|
Bursa Asia dan bursa berjangka Eropa dan Amerika Serikat tertekan pada Kamis (21/5/2020) siang seiring dengan sentimen pasar yang mengkhawatirkan memburuknya hubungan antara AS-China. Pelaku pasar pun menghindar dari aset berisiko seperti saham.
Dikutip dari Bloomberg, pasar saham Asia terkoreksi, sejalan dengan bursa berjangka AS dan Eropa. Senat AS mengesahkan Undang-Undang yang dapat melarang beberapa perusahaan China untuk listing di Bursa AS. Sementara Presiden Donald Trump dalam twit-nya menyampaikan kritik terhadap kepemimpinan China.
Senat AS menyetujui UU tersebut pada Rabu (20/5/2020), sehingga perusahaan kakap seperti Alibaba Group Holding Ltd. dan Baidu Inc. dilarang terdaftar di bursa AS.
Di samping ketegangan AS-China, sentimen pasar sudah dibayangi oleh pertentangan mengenai kemungkinan vaksin untuk virus Covid-19. Seberapa jauh efek vaksin, dan kapan bisa edarkan secara luas menjadi pertanyaan besar. Pelaku pasar juga memantai pelonggaran lockdwon di sejumlah negara.
Dalam risalah FOMC 28-29 April 2020 yang dirilis Rabu (20/5/2020), para pejabat Federal Reserve juga melihat pandemi sebagai ancaman ekonomi yang parah dan memengaruhi stabilitas keuangan.
"Pasar kembali memantau hubungan AS-China yang bisa menambah risiko. Pandemi dan penurunan ekonomi juga membuat komitmen perdagangan AS-China sulit terpenuhi," papar Stephen Innes, chief global market strategist AxiCorp.
Ayo, ikut membantu donasi sekarang! Klik Di Sini untuk info lebih lengkapnya.