Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 15 Mei: IHSG Turun Tipis, Rupiah Rebound

Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut untuk hari keempat. Sebaliknya,nilai tukar rupiah berhasil bangkit dan menguat terhadap dolar AS.
Pekerja berswafoto dengan latar belakang pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./Antara/Muhammad Adimaja
Pekerja berswafoto dengan latar belakang pergerakan Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./Antara/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut untuk hari keempat. Kendati demikian, indeks mampu bertahan di level 4.500.

Sementara itu, nilai tukar rupiah berhasil bangkit dari pelemahannya dan menguat terhadap dolar AS seiring dengan pelemahan indeks dolar.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Jumat (15/5/2020):

IHSG Ditutup di Atas Level 4.500, Aneka Industri Juara Sektor

Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di level 4.507,61 dengan penurunan tipis 0,14 persen atau 6,23 poin, koreksi hari keempat berturut-turut.

Padahal, indeks sempat terjerembap ke level 4.400-an pada awal perdagangan. Sebanyak 3 dari 10 sektor pada IHSG ditutup di wilayah negatif, dipimpin finansial (-2,67 persen).

Tujuh sektor lainnya mampu menguat sekaligus membatasi koreksi IHSG, dipimpin aneka industri (+2,53 persen) dan barang konsumsi (+1,89 persen).

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing turun 2,7 persen dan 4,7 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG.

Kurs Rupiah Rebound

Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah berhasil membalik pelemahannya dan berakhir terapresiasi 25 poin atau 0,17 persen ke level Rp14.860 per dolar AS.

Pada perdagangan Kamis (14/5/2020), rupiah ditutup di level Rp14.885 dengan depresiasi 20 poin atau 0,13 persen.

Di sisi lain, beberapa mata uang di Asia tetap tertekan terhadap dolar AS antara lain, peso Filipina (-0,56 persen), won Korea Selatan (-0,25 persen), dan ringgit Malaysia (-0,28 persen).

Indeks Bisnis-27 Terkoreksi Empat Hari Berturut-turut

Indeks Bisnis-27 kembali ditutup parkir dengan menetap di zona merah. Pelemahan ini menjadi yang keempat secara berturut-turut sepanjang pekan ini.

Kinerja indeks hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dan harian Bisnis Indonesia tersebut ditutup melemah 0,69 persen atau 2,66 poin ke level 382,297 pada perdagangan akhir pekan ini.

Posisi tersebut sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga mengakhiri perdagangan dengan koreksi sebesar 0,14 persen atau 6,227 poin ke level 4.507,607.

Pasar Modal Indonesia Dinilai Lebih Stabil dari Negara Tetangga, Kok Bisa?

PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai pasar modal dan obligasi dalam negeri lebih baik ketimbang pasar sekitar Asia Tenggara lainnya.

Chief Economist & Investment Strategist  Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengatakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan aliran dana keluar atau outflow yang lebih terkendali dibandingkan dengan bursa saham regional Asia Tenggara.

“Saat ini untuk price earning 12 bulan kedepan berada di level 12,1 kali dan di kisaran -2 standar deviasi dibandingkan dengan rata-rata 10 tahun terakhir. Memang, valuasi saham tak lagi semurah Maret lalu, saat IHSG sedang ambruk-ambruknya,” sebutnya dalam siaran resmi. 

Pergerakan Harga Emas

Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2020 terpantau menguat 13,80 poin atau 0,79 persen ke level US$1.754,70 per troy ounce pukul 20.12 WIB.

Harga emas berhasil menguat menembus level US$1.730 per troy ounce seiring dengan tingginya tingkat pengangguran di Amerika Serikat yang mengindikasikan pelemahan perekonomian.

Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta bertambah Rp7.000 menjadi level Rp917.000 per gram.

Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas naik Rp8.000 ke posisi Rp823.000 per gram dari harga sebelumnya.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper