Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Bisnis-27 Terkoreksi Empat Hari Berturut-turut

Indeks Bisnis-27 ditutup melemah 0,69 persen atau 2,66 poin ke level 382,297 pada perdagangan Jumat (15/5/2020).
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 kembali ditutup parkir dengan menetap di zona merah pada perdagangan Jumat (15/5/2020). Pelemahan ini menjadi yang keempat secara berturut-turut sepanjang pekan ini.

Kinerja indeks hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dan harian Bisnis Indonesia tersebut ditutup melemah 0,69 persen atau 2,66 poin ke level 382,297 pada perdagangan akhir pekan ini.

Posisi tersebut sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga mengakhiri perdagangan dengan koreksi sebesar 0,14 persen atau 6,227 poin ke level 4.507,607.

Terpantau, harga saham anggota konstituen indeks Bisnis-27 ditutup melorot. Adapun, 13 emiten melemah, 3 emiten tidak bergerak, dan 11 emiten menguat pada perdagangan, Jumat (15/5/2020). 

Emiten perbankan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memimpin koreksi indeks dengan penurunan sebesar 5,65 persen, disusul oleh PT United Tractors Tbk. (UNTR) senilai 5 persen dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebesar 4,81 persen.

Sementara, emiten rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) memimpin penguatan dengan kenaikan sebesar 6,22 persen, diikuti PT XL Axiata Tbk. (EXCL) senilai 4,68 persen dan PT Astra International Tbk. (ASII) sebesar 3,92 persen.

Saham emiten berkapasitas jumbo seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga terpantau melandai dengan koreksi masing-masing 2,74 persen dan 4,68 persen.

Sebelumnya, Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pasar dibayangi kecemasan pada perdagangan, Jumat (15/5/2020).

Hans mengatakan kecemasan datang dari pernyataan Gubernur The Fed Amerika Serikat (AS) Jerome Powell terkait pemulihan ekonomi yang membutuhkan waktu lebih lama dan stimulus lebih banyak. Selain itu, potensi perang dagang antara AS dan China kembali memantik kecemasan pasar.

Dia menyebut para pelaku pasar juga mencemaskan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar di sejumlah daerah. Langkah itu dikhawatirkan akan menambah penyebaran Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper