Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Modal Indonesia Dinilai Lebih Stabil dari Negara Tetangga, Kok Bisa?

Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan aliran dana keluar atau outflow yang lebih terkendali dibandingkan dengan bursa saham regional Asia Tenggara
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA –  PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menilai pasar modal dan obligasi dalam negeri lebih baik ketimbang pasar sekitar Asia Tenggara lainnya.

Chief Economist & Investment Strategist  Manulife Aset Manajemen Indonesia Katarina Setiawan mengatakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan aliran dana keluar atau outflow yang lebih terkendali dibandingkan dengan bursa saham regional Asia Tenggara.

“Saat ini untuk price earning 12 bulan kedepan berada di level 12,1 kali dan di kisaran -2 standar deviasi dibandingkan dengan rata-rata 10 tahun terakhir. Memang, valuasi saham tak lagi semurah Maret lalu, saat IHSG sedang ambruk-ambruknya,” sebutnya dalam siaran resmi Jumat (15/5).

Pada perdagangan hari ini, Jumat (15/5/2020), ditutup pada level 4.507 atau terkoreksi 0,14 persen. Investor asing tercatat melakukan aksi jual sebesar Rp1,09 triliun sedangkan kumulatif selama tahun berjalan mencapai Rp24,95 triliun.

Katarina menambahkan untuk pasar obligasi kepemilikan asing di level kurang dari 32 persen menjadi yang terendah sejak 2014. Menurutnya netflow investor asing di pasar obligasi di bulan April sudah menunjukkan adanya perbaikan dengan kembali ke level positif.

Menurutnya secara fundamental obligasi Indonesia sangat menarik dengan real yield yang sangat tinggi. Selain itu, Bank Indonesia juga berperan menjaga pasar obligasi untuk membeli obligasi demi memastikan harga tak semakin terpuruk.

“Kebijakan pemerintah dan stimulus ekonomi dalam rangka penanganan Covid-19, sangat penting bagi pasar finansial. Karena akan sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi, earnings korporasi, keyakinan investor baik asing maupun domestik,” katanya.

Sepanjang April kemarin, pasar saham menguat 3,91 persen bulanan, dan pasar obligasi menguat 1,78 persen..

Katarina mengatakan pemulihan ekonomi dapat terjadi bila uji cepat Covid-19 dapat berjalan ditambah pelacakan yang dilakukan agresif serta penurunan jumlah kasus. Ini menghasilkan pelonggaran PSBB yang berarti juga roda perekonomian bisa kembali berputar.

“Hal ini tak akan terlaksana jika kita tak membantu. Dengan mematuhi anjuran pemerintah, kita dapat meningkatkan probabilita terkendalinya Covid-19 segera. Yang artinya, Indonesia dapat segera mulai memasuki tahap pemulihan perekonomian,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper