Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Merosot 1,35 Persen Pascarilis Data Cadev Maret 2020

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpeleset ke zona merah dan turun lebih dari 1 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (7/4/2020), pascarilis data cadangan devisa.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (31/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (31/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpeleset ke zona merah dan turun lebih dari 1 persen pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (7/4/2020), pascarilis data cadangan devisa untuk Maret 2020.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 4.746,69 dengan koreksi tajam 65,13 poin atau 1,35 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Pada perdagangan Senin (6/4/2020), IHSG ditutup di level 4.811,83 dengan lonjakan 4,07 persen atau 188,40 poin.

Sebelum berbalik melemah, indeks sempat melanjutkan penguatannya pada Selasa (7/4) pagi hingga melonjak 2 persen menembus level 4.900. Sepanjang perdagangan hingga akhir sesi I, IHSG bergerak fluktuatif di kisaran 4.721,72-4.975,54.

Sebanyak 9 dari 10 sektor menetap di wilayah negatif pada akhir sesi I, dipimpin barang konsumsi (-2,5 persen), infrastruktur (-2,45 persen), dan manufaktur (-1,74 persen). Satu-satunya sektor yang menetap di zona hijau hanya pertanian (+0,99 persen), berdasarkan data BEI.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Maret 2020 dilaporkan tercatat sebesar US$121,0 miliar, turun sebanyak US$9,4 miliar dari posisi akhir Februari 2020 sebesar US$130,4 miliar.

Penurunan cadangan devisa menjadi US$121,0 miliar pada akhir Maret 2020 tersebut merupakan posisi terendah sejak Mei 2019. Padahal pada Januari 2020, Indonesia mampu membukukan cadangan devisa sebesar US$131,7 miliar, tertinggi sejak Januari 2018.

Menurut Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko, penurunan cadangan devisa pada Maret 2020 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Faktor lainnya adalah keperluan stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah kondisi “extraordinary” karena kepanikan di pasar keuangan global yang dipicu pandemi Covid-19 secara cepat dan meluas ke seluruh dunia.

Kepanikan pasar keuangan global dimaksud telah mendorong aliran modal keluar Indonesia dan meningkatkan tekanan rupiah khususnya pada pekan kedua dan ketiga bulan Maret 2020.

"Bank Indonesia menilai bahwa cadangan devisa saat ini lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah," ungkap Onny dalam rilis, Selasa (7/4/2020).

“Ke depannya, Bank Indonesia akan terus menjaga kecukupan cadangan devisa guna mendukung ketahanan eksternal dan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” tambahnya.

Bersama IHSG, nilai tukar rupiah berbalik ke zona merah dan terpantau melemah 20 poin atau 0,12 persen ke level Rp16.432 per dolar AS pukul 12.05 WIB.

Meski demikian, indeks saham lainnya di Asia rata-rata mampu bergerak positif, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang yang masing-masing naik 0,50 persen dan 0,56 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing naik tajam 1,74 persen dan 1,97 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,28 persen, indeks Taiex Taiwan menanjak 1,33 persen, dan Kospi Korea Selatan menguat 0,87 persen pukul 11.54 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper