Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Corona Ancam Laba Korporasi, Wall Street Jeblok 4,4 Persen

Tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat serempak anjok 4,4 persen pada akhir perdagangan Rabu (1/4/2020), di tengah kekhawatiran soal dampak penyebaran virus corona (Covid-19) terhadap laba dan dividen perusahaan.
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg
Pedagang bekerja di lantai bursa New York Stock Exchange./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat serempak anjok 4,4 persen pada akhir perdagangan Rabu (1/4/2020), di tengah kekhawatiran soal dampak penyebaran virus corona (Covid-19) terhadap laba dan dividen perusahaan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup di level 2.470,50, indeks Dow Jones Industrial Average menyentuh posisi 20.943,51, dan indeks Nasdaq Composite berakhir di level 7.360,58.

Indeks S&P 500 turun untuk ketiga kalinya dalam empat sesi perdagangan terakhir seiring dengan suramnya sentimen setelah Presiden Donald Trump memperingatkan soal periode pandemi virus corona yang “menyakitkan” selama dua pekan ke depan.

Sementara itu, Gubernur New York Andrew Cuomo mengatakan sebuah model menunjukkan wabah Covid-19 mungkin tidak akan memuncak di negara bagian ini sampai akhir April.

“Pesimisme investor hari ini sama buruknya dengan sebelumnya,” ujar Dennis DeBusschere dari Evercore ISI, seperti dilansir dari Bloomberg.

"Semua perkiraan kapan ini akan berakhir luntur, yang artinya pukulan lebih keras untuk PDB atau laba,” tambahnya.

Data pesanan dan kepegawaian di pabrik-pabrik AS berkontraksi dengan laju tercepatnya dalam 11 tahun pada Maret, saat produsen harus bergulat dengan runtuhnya permintaan akibat Covid-19, menurut laporan Institute for Supply Management (ISM) pada Rabu.

Data pesanan turun 7,6 poin menjadi 42,2, terendah sejak Maret 2009. Adapun indeks kepegawaian meluncur ke 43,8, level terlemah sejak Mei 2009. Angka di bawah level 50 ini mengindikasikan menyusutnya aktivitas.

Pelemahan yang dialami bursa AS tak menunjukkan tanda-tanda mereda setelah mengalami kuartal terburuk sejak 2008 karena pandemi corona menutup sebagian besar aktivitas perekonomian.

Penurunan S&P 500 dari rekor yang dibukukan pada Februari mencapai 34 persen sebelum rencana pengeluaran pemerintah bernilai besar-besaran memicu reli tiga hari sebesar 18 persen.

Sejak itu, indeks S&P 500 terkoreksi hampir 5 persen karena tanda-tanda menunjukkan bahwa penurunan akan berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.

Bank menanggung beban aksi jual pada perdagangan hari ini didorong spekulasi dividen yang terpangkas setelah pemberi pinjaman Eropa termasuk HSBC Holdings Plc dan Standard Chartered Plc menghentikan pembayaran dan pembelian kembali saham.

Kekecewaan investor atas hilangnya pendapatan dividen dapat memicu gelombang penjualan baru, apalagi analis akan memperbarui proyeksi laba untuk memperhitungkan kemungkinan resesi global dan kemerosotan harga saham.

"Pasar melihat saham global dengan tanpa dukungan buyback dan tanpa dividen," kata Chris Weston, kepala riset di Pepperstone Financial Pty Ltd.

Musim laporan keuangan kemungkinan akan memicu penurunan konsensus ekspektasi laba S&P 500 yang reatif terlalu tinggi terhadap dividen.

Sejalan dengan Wall Street, indeks Stoxx Europe 600 ditutup anjlok 2,9 persen dan indeks MSCI Asia Pacific turun tajam 2 persen. Adapun Bloomberg Dollar Spot Index menanjak 0,7 persen.

Pergerakan Bursa Wall Street 1 April

Indeks

Level

Perubahan (persen)

Dow Jones

20.943,51

-4,44

S&P 500

2.470,50

-4,41

Nasdaq

7.360,58

-4,41

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper