Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah di level terendahnya sejak 4,5 tahun lalu pada perdagangan Rabu (18/3/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2,83 persen atau 126,07 poin ke level 4.330,67. Indeks mencapai level terendahnya sejak 2 Oktober 2015. Saat itu, indeks berakhir di posisi 4.207,80.
Adapun, pagi tadi pasar dibuka pada angka 4.456,749. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak pada kisaran 4.284,67-4.473,82.
Pada akhir perdagangan Selasa (17/3/2020), indeks ditutup melemah 4,99 persen atau 233,91 poin ke level 4456,75.
Seluruh 9 sektor pada indeks berakhir di wilayah negatif, sengan sektor infrastruktur mencatat pelemahan terbesar hingga 3,85 persen, disusul oleh barang konsumsi yang melemah 3,77 persen.
Dari 686 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 93 saham di antaranya menguat, 319 saham melemah, dan 274 saham lainnya stagnan.
Baca Juga
Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing melemah 6,79 persen dan 6,92 persen menjadi penekan utama IHSG pada perdagangan hari ini.
IHSG melemah di saat bursa saham lainnya di Asia mayoritas melemah. Kontrak berjangka S&P 500 kembali melemah ke batas terendah setelah indeks menguat 6 persen pada hari Selasa. Sementara itu, indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang melemah 3,27 persen atau 17,83 poin ke level 527,06 pada pukul 15.03 WIB.
Indeks Topix Jepang ditutup menguat 0,19 persen, tetapi tidak diikuti oleh indeks Nikkei 225 yang berakhir melemah 1,68 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi ditutu anjlok 4,86 persen.
Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 di China melemah masing-masing 1,83 persen dan 1,98 persen. Adapun indeks Hang Seng di Hong Kong berakhir melemah 4,18 persen.
Dilansir Bloomberg, mayoritas bursa Asia melemah karena para pelaku pasar terus mempertimbangkan efektivitas stimulus fiskal dan moneter untuk melawan dampak virus corona terhadap ekonomi.
Setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan paket fiskal besar, Menteri Keuangan Steven Mnuchin memperingatkan bahwa virus corona (Covid-19) dapat menyebabkan tingkat pengangguran di AS melonjak jadi 20 persen jika pemerintah tidak melakukan intervensi.
Sementara itu, sejumlah negara terus meningkatkan upaya membatasi pergerakan orang-orang dalam upaya mengatasi penyebaran virus. Gedung Putih memerintahkan pegawai pemerintah federal untuk bekerja dari rumah. Sementara itu, Eropa dan Taiwan memutuskan untuk menutup perbatasan.
"Unsur dasar yang hilang untuk pemulihan selera risiko yang berkelanjutan adalah beberapa bukti bahwa pertumbuhan tingkat infeksi Covid-19 secara global telah memuncak," kata Paul O'Connor, kepala investasi di Janus Henderson Investors.
"Jelas, kita belum sampai (pada titik itu)," lanjutnya, seperti dikutip Bloomberg.