Bisnis.com, JAKARTA – PT Prodia Widyahusada Tbk. menargetkan pendapatan tahun ini bisa naik seiring dengan penambahan outlet baru.
Corporate Secretary Assistant Manager PRDA Dinar Primasari mengatakan perseroan menargetkan bisa tumbuh seperti tahun lalu. Adapun, tahun ini perseroan akan menambah 5 sampai dengan 7 outlet baru.
“Target top line kami itu di low teens growth dan untuk bottom line itu dengan EBITDA margin expansion minimal 50 bps per tahun,” katanya kepada Bisnis.com pada Selasa (10/3).
Sementara itu, Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan pada tahun lalu perseroan membukukan kenaikan EBITDA sebesar 13,89 persen dari Rp277,49 miliar menjadi Rp316,03 miliar pada 2019. Margin EBITDA juga berhasil ditingkatkan menjadi 18,12 persen.
“Kinerja yang positif ini didukung oleh peningkatan pendapatan dan jumlah permintaan tes pemeriksaan kesehatan. Kami fokus pada strategi yang dapat memperkuat bisnis inti dan keunggulan operasional sehingga dapat enjaga pertumbuhan pendapatan, EBITDA, dan laba,” ungkapnya.
Dewi menambahkan PRDA telah membuka beberapa cabang dan juga merelokasi cabang yang sudah ada. Diantaranya ada di Depok, Panakkukang, Pontianak, Jakarta dan Gianyar. Sampai akhir 2019, perseroan telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 287 outlet di 34 provinsi dan 126 kota di seluruh Indonesia.
Baca Juga
Hal itu mendorong pendapatan 2019 naik 9,03 persen ke posisi Rp1,74 triliun. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sekitar 63,3 persen dari total pendapatan. Sisanya kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sekitar 36,7 persen.
Adapun sepanjang 2019, jumlah pemeriksaan mencapai 16,5 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2,5 juta. Jumlah permintaan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 6,6 persen menjadi 551.101 tes.
Selain itu, pendapatan tes esoterik mengalami peningkatan sebesar 18,5 persen pada 2019 menjadi Rp302,09 miliar dari Rp254,86 miliar atau berkontribusi sekitar 17,3 persen kepada pendapatan Perseroan 2019.
Per 31 Desember 2019, sisa dana hasil penawaran umum PRDA sebesar Rp592,83 miliar dengan total dana IPO yang telah digunakan adalah Rp555,79 miliar. Sebesar Rp372,80 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp 95,65 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan Rp87,33 miliar untuk modal kerja.