Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah mampu rebound seiring dengan pulihnya pasar saham global setelah anjlok tajam pada perdagangan kemarin.
Pemulihan pada pasar ekuitas di antaranya didorong oleh rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memangkas pajak penghasilan dan meluncurkan paket kebijakan bagi industri-industri yang terdampak virus corona.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Selasa (10/3/2020):
IHSG Rebound 1 Persen Lebih, Saham Perbankan Jadi Penopang Utama
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,64 persen atau 84,02 poin ke level 5.220,83 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Baca Juga
Pada perdagangan Senin (9/3/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.136,81 dengan penurunan tajam 6,58 persen atau 361,73 poin, penurunan hari ketiga berturut-turut sejak perdagangan 5 Maret.
Indeks mulai rebound dari zona merah pada Selasa (10/3) pagi dengan dibuka naik 0,25 persen atau 12,68 poin di posisi 5.149,49. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.149,45-5.278,42.
Sebanyak 8 dari 9 sektor menetap di wilayah positif hari ini, dipimpin sektor finansial yang menguat 2,38 persen dan barang konsumsi yang melonjak 2,19 persen.
Dari 684 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 254 saham menguat, 145 saham melemah, dan 285 saham stagnan.
Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Hari Ini
Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 41 poin atau 0,28 persen ke level Rp14.352 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini.
Sebelumnya, pergerakan nilai tukar rupiah dibuka terapresiasi tipis 3 poin atau 0,02 persen di level Rp14.390 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.
Trump Akan Umumkan Kebijakan Ekonomi, Bursa Asia Bergerak Stabil
Bursa saham Asia cenderung stabil pada perdagangan Selasa (10/3/2020), setelah penurunan terdalam sejak krisis keuangan global pada sesi perdagangan sebelumnya.
Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 1,19 persen atau 7,32 poin ke level 623 pada pukul 14.45 WIB. Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 ditutup rebound 1,27 persen dan 0,85 persen setelah anjlok 4 persen pada sesi perdagangan sebelumnya.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup menguat 1,82 persen dan 2,14 persen, sedangkan indeks Hang Seng menguat 1,55 persen pada pukul 14.48 WIB.
Pergerakan Harga Emas Hari Ini
Harga emas Comex kontrak April 2020 terpantau melemah 0,65 persen atau 10,90 poin ke level US$1.664,80 per troy ounce.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,799 persen atau 0,84 poin ke posisi 95,694 pada pukul 15.52 WIB.
Dilansir Bloomberg, penguatan harga emas mereda karena pasar bergerak lebih stabil setelah pada Senin (9/3) mencatat penurunan terbesar di Wall Street sejak 2008, yang dipicu oleh pecahnya perang harga minyak antara Arab Saudi dan Rusia serta kekhawatiran tentang dampak dari virus corona.
Pemulihan pada pasar ekuitas di antaranya didorong oleh rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk memangkas pajak penghasilan dan meluncurkan paket kebijakan bagi industri-industri yang terdampak virus corona.
Bursa Eropa Melonjak, Pedagang Masih Harus Waspada
Bursa Eropa rebound dan menguat pada perdagangan sore ini, Selasa (10/3/2020), didorong optimisme tentang langkah-langkah stimulus untuk melawan dampak wabah penyakit virus corona (Covid-19).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx 600 melonjak 3,5 persen, mengikuti indeks futures Amerika Serikat, setelah mengalami aksi jual besar-besaran pada perdagangan Senin (9/3/2020).
Pada Senin, aksi jual melanda pasar ekuitas di seluruh Eropa akibat tertekan perang harga minyak, yang memberi pukulan baru terhadap ekonomi global selain wabah virus corona.
Namun sentimen pasar kemudian berbalik positif setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan akan mengupayakan langkah-langkah untuk membantu bisnis yang terdampak virus corona.
Perang Harga Minyak Memanas, Arab Saudi Kerek Produksi Besar-besaran
Arab Saudi meningkatkan skala perang harga minyaknya dengan Rusia.
Saudi Aramco, perusahaan minyak negara Arab Saudi, berjanji akan memasok produksi dengan rekor jumlah mencapai 12,3 juta barel per hari bulan depan., kenaikan produksi besar-besaran untuk membanjiri pasar.
Jumlah itu meningkat lebih dari 25 persen dibandingkan dengan bulan lalu. Pada Februari, Arab Saudi memproduksi minyak sekitar 9,7 juta barel per hari.
Peningkatan produksi ini menempatkan suplai Aramco di atas kapasitas maksimum yang berkelanjutan, sekaligus menunjukkan bahwa Saudi memanfaatkan inventaris strategisnya untuk membuang minyak mentah sebanyak mungkin dan secepat mungkin di pasar.
Langkah tersebut menjadi manuver terbaru yang diperkirakan akan menjadi perang harga panjang dan pahit antara Rusia dan Arab Saudi.