Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mempertahankan rebound-n pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (10/3/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,64 persen atau 84,02 poin ke level 5.220,83 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Senin (9/3/2020), IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.136,81 dengan penurunan tajam 6,58 persen atau 361,73 poin, penurunan hari ketiga berturut-turut sejak perdagangan 5 Maret.
Indeks mulai rebound dari zona merah pada Selasa (10/3) pagi dengan dibuka naik 0,25 persen atau 12,68 poin di posisi 5.149,49. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 5.149,45-5.278,42.
Sebanyak 8 dari 9 sektor menetap di wilayah positif hari ini, dipimpin sektor finansial yang menguat 2,38 persen dan barang konsumsi yang melonjak 2,19 persen.
Dari 684 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 254 saham menguat, 145 saham melemah, dan 285 saham stagnan.
Baca Juga
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing naik 4,27 persen dan 2,42 persen menjadi pendorong utama lonjakan IHSG pada perdagangan hari ini.
IHSG berhasil bangkit dari pelemahannya dan melonjak setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) melancarkan stimulus sebagai upaya guna meredam gejolak di pasar dan menahan laju penurunan pasar modal dalam negeri.
Pada Senin (9/3), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan relaksasi aturan pembelian kembali saham atau buyback. Relaksasi tersebut tertuang dalam Surat Edaran OJK Nomor 3/SEOJK.04/2020 tanggal 9 Maret 2020.
Beleid ini mengatur tentang Kondisi Lain Sebagai Kondisi Pasar Yang Berfluktuasi Secara Signifikan Dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham Yang Dikeluarkan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik.
Dalam surat itu, buyback saham dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu memperoleh persetujuan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Selain itu, jumlah saham yang dibeli kembali dapat lebih dari 10 persen dari modal disetor dan paling banyak 20 persen dari modal disetor. Adapun, ketentuan paling sedikit saham beredar yakni 7,3 persen dari modal disetor.
Sementara itu, BEI mengimplementasikan perubahan batas auto rejection, yaitu hanya dapat turun maksimal 10 persen. Jika saham bergerak melemah dari batas tersebut, maka saham bersangkutan akan terkena auto rejection bawah, sementara batas atas masih pada batas 20-35 persen.
Tak berhenti di situ, Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, beserta pihak otoritas lainnya dikabarkan siap untuk menerapkan semua kebijakan yang mungkin untuk melawan dampak virus corona dan penurunan pasar terhadap ekonomi.
“Pihak otoritas akan mempertimbangkan semua alat, termasuk kerangka stabilisasi obligasi dan auto reject asimetris untuk pasar saham, guna mengelola sentimen pasar yang pada akhirnya dapat memengaruhi fundamental negara,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada awak media di Jakarta pada Selasa (10/3), seperti dikutip dari Bloomberg.
Selain itu, pemerintah mempersiapkan skenario jangka pendek dan jangka panjang yang akan fokus pada menjaga ekonomi yang sehat.
IHSG menguat di tengah rebound bursa saham di kawasan Asia. Indeks Topix dan Nikkei 225 ditutup rebound 1,27 persen dan 0,85 persen setelah anjlok 4 persen pada sesi perdagangan sebelumnya.
Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 ditutup menguat 1,82 persen dan 2,14 persen, sedangkan indeks Hang Seng ditutup menguat 1,41 persen.
Dilansir Bloomberg, bursa Asia mampu rebound dari pelemahan tajam kemarin setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa pemerintah akan membahas kemungkinan pemotongan pajak penghasilan dengan Kongres AS.
Trump juga mengatakan akan ada pengumuman kebijakan ekonomi Utama pada hari Selasa waktu setempat. Sememnatara itu, Menteri Keuangan Steven Mnuchin menolak perbandingan jatuhnya pasar saham kemarin dengan krisis keuangan tahun 2008.