Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya Beton Tbk. akan melepas saham treasury atau saham diperoleh kembali selambat-lambatnya pada 20 Juni 2020 untuk memenuhi sebagian kebutuhan belanja modal pada tahun ini.
Manajer Investor Relation Wijaka Karya Beton Yushadi menuturkan bahwa perseroan akan melepas saham treasury tersebut melalui skema Manajement Employee Stock Option Plan atau MESOP. Rencana ini sudah mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Pengalihan treasury stock melalui MESOP ini sudah dapat persetujuan dari OJK dan dibatasi waktunya maksimal sampai dengan 20 Juni 2020,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (4/3/2020).
Dia mengatakan bahwa rencana ini akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Perseroan menjadwalkan akan menggelar RUPS pada 26 Maret 2020.
Mulanya, aksi korporasi tersebut bakal direalisasikan pada Oktober 2019, sesuai dengan batas waktu pelepasan yang jatuh pada November 2019. Namun, perseroan tidak dapat melaksanakannya dan kemudian mengirimkan surat ke OJK untuk memundurkan rencana itu.
Berdasarkan surat dari OJK dengan nomor S-190/D.04/2019 per 9 Desember 2019, perseroan mendapatkan perpanjangan jangka waktu pengalihan saham hasil pembelian kembali hingga 20 Juni 2020.
Baca Juga
Dalam laporan keuangan tahunan 2019, emiten berkode saham WTON ini tercatat memiliki saham treasury sebanyak 377.157.951 lembar, setara 4,33 persen modal. Pelepasan saham treasury ini akan menggunakan harga 90 hari rata-rata yang lebih tinggi.
Dia mengatakan bahwa pelepasan saham treasury ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal tahun ini yang mencapai sekitar Rp948 miliar. Selain mengandalkan skema ini, perseroan akan memanfaatkan instrumen pendanaan dari lembaga jasa keuangan.
“Untuk [pendanaan] yang relatif panjang, kam akan memanfaatkan instrumen keuangan berbiaya murah yang banyak ditawarkan oleh sejumlah perbankan maupun lembaga pembiayaan. Total belanja modal untuk 2020 adalah Rp948 miliar,” jelasnya.
Adapun, pada 2019 total belanja modal yang terlihat dari kas bersih digunakan aktivitas investasi mencapai Rp379,29 miliar. Dengan demikian, alokasi belanja modal pada tahun ini mengalami peningkatan sekitar 150 persen.
Pada tahun lalu perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp512,34 miliar, tumbuh 5,34 persen secara tahunan. Kinerja ini didorong pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 2,2 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan beban pokok pendapatan sebesar 1,4 persen.