Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan pertama dalam lima hari perdagangan. Sementara itu, pelemahan nilai tukar rupiah berlanjut di tengah merosotnya daya tarik aset-aset berisiko.
Kondisi tersebut semakin mengangkat pamor aset investasi aman (safe haven) sekaligus mendorong harga emas melonjak melampaui level US$1.630.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Jumat (21/2/2020):
Saham Global Rontok, IHSG Terjungkal 1 Persen
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpelanting dari relinya dan berakhir turun lebih dari 1 persen pada perdagangan hari ini, di tengah pelemahan pasar saham global.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) yang masing-masing turun 1,10 persen dan 1,96 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG.
Indeks saham lainnya di Asia rata-rata pun tertekan di zona merah pada perdagangan hari ini. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melandai 0,39 persen dan 0,03 persen masing-masing.
Adapun indeks Hang Seng Hong Kong ditutup melorot 1,09 persen, Taiex Taiwan melemah 0,33 persen, dan Kospi Korea Selatan turun tajam 1,49 persen.
Dipicu Kepanikan Akibat Corona, Asing Lakukan Net Sell
Aksi jual yang dilakukan investor asing pada perdagangan hari ini, Jumat (21/2/2020) mematahkan tren positif penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan. Tren ini dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi ambil untung.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan tren penguatan tidak bertahan genap sepakan karena secara teknikal, potensi koreksi masih cukup besar. Di samping itu, sentimen positif yang terjadi pada hari ini tidak dapat mengimbangi proyeksi terjadinya koreksi saham.
“Pada perdagangan Kamis (20/2/2020) kemarin, volume perdagangan saham juga cenderung tipis. Akibatnya, potensi terjadinya penurunan semakin besar,” ujarnya saat Bisnis, Jumat (21/2/2020).
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 10 poin atau 0,07 persen di level Rp13.760 per dolar AS, depresiasi hari keempat berturut-turut, di tengah pelemahan mata uang Asia.
“Mata uang emerging market Asia kemungkinan akan tetap di bawah tekanan dalam waktu dekat,” kata Khoon Goh, kepala riset Asia di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., seperti dikutip Bloomberg.
"Sama seperti pasar yang merasa nyaman dengan turunnya jumlah kasus baru Covid-19 di China, lonjakan tiba-tiba kasus infeksi di negara lain Asia, terutama di Jepang dan Korea Selatan, telah memicu kekhawatiran baru," lanjutnya.
Sementara itu, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terkoreksi 0,221 poin atau 0,22 persen ke posisi 99,644 pukul 15.52 WIB, setelah berakhir menguat 0,16 persen di level 99,865 pada Kamis (20/2/2020).
Investor Waspada Dampak Virus Corona, Pasar Saham Global Melemah
Pasar saham global serempak melemah akibat tertekan kekhawatiran seputar dampak wabah virus corona (Covid-19) seiring dengan meningkatnya kasus ini di luar China.
Penurunan ini terjadi setelah data manufaktur di Australia dan Jepang menambah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi, sementara data ekspor Korea Selatan yang lemah membebani nilai tukar won.
Sementara itu, investor dihantui oleh lonjakan kasus infeksi virus corona di luar China berikut serangkaian peringatan baru dari perusahaan-perusahan tentang potensi dampak virus ini terhadap bisnis.
Harga emas Comex untuk kontrak April 2020 melonjak 14,80 poin atau 0,91 persen ke level US$1.635,30 per troy ounce pukul 15.52 WIB, menuju penguatan hari ketujuh beruntun sejak perdagangan 12 Februari.
Goldman Sachs Group memproyeksi harga emas berpeluang menyentuh level US$1.850 per troy ounce pada kuartal kedua tahun ini seiring dengan masih tingginya minat investor terhadap aset investasi aman atau safe haven.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta bertambah Rp5.000 ke level Rp793.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas menanjak Rp6.000 menjadi Rp714.000 per gram.