Bisnis.com, JAKARTA – Aksi jual yang dilakukan investor asing pada perdagangan hari ini, Jumat (21/2/2020) mematahkan tren positif penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan. Tren ini dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi ambil untung.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan tren penguatan tidak bertahan genap sepakan karena secara teknikal, potensi koreksi masih cukup besar. Di samping itu, sentimen positif yang terjadi pada hari ini tidak dapat mengimbangi proyeksi terjadinya koreksi saham.
“Pada perdagangan Kamis (20/2/2020) kemarin, volume perdagangan saham juga cenderung tipis. Akibatnya, potensi terjadinya penurunan semakin besar,” ujarnya saat Bisnis, Jumat (21/2/2020).
Pada perdagangan hari ini, investor asing membukukan aksi jual bersih atau net sell senilai sekitar Rp383,21 miliar. Ini merupakan net sell kedua secara berturut-turut.
Aksi beli oleh investor asing pada Jumat (21/2) tercatat 1,02 miliar lembar saham senilai Rp2,27 triliun. Adapun aksi jual oleh investor asing tercatat 1,08 miliar lembar saham senilai Rp2,65 triliun.
Total nilai transaksi yang terjadi di lantai bursa hari ini mencapai sekitar Rp5,86 triliun dengan volume perdagangan tercatat sekitar 5,59 miliar lembar saham.
Baca Juga
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup di level 5.882,25 dengan penurunan tajam 1,01 persen atau 60,23 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Menurut Reza, aksi jual terjaid karena investor dilanda kepanikan akibat sentimen wabah virus corona. Investor khawatir dampak turunan dari wabah ini bisa berpengaruh secara signifikan terhadap perekonomian global.
Sentimen yang semula didominasi perang dagang Amerika Serikat vs China kini lebih didominasi dampak virus corona. Di kalangan pelaku pasar sudah muncul asumsi-asumsi yang mempengaruhi pasar saham.
Reza menyebut, bukti sentimen tersebut terlihat saat pembukaan bursa di wilayah Amerika Serikat, Eropa, dan Asia yang dibuka melemah. Katalis negatif ini pada akhirnya dimanfaatkan para pemilik modal untuk melakukan aksi profit taking.