Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Waspada Dampak Virus Corona, Pasar Saham Global Melemah

Pasar saham global serempak melemah pada perdagangan sore ini, Jumat (21/2/2020), tertekan kekhawatiran seputar dampak wabah virus corona (Covid-19) seiring dengan meningkatnya kasus ini di luar China.
Ratusan pasangan peserta nikah massal mengenakan masker untuk mencegah wabah virus corona saat acara nikah massal di Unification Church at Cheongshim Peace World Centre, Gapyeong, Korea Selatan, Jumat (7/2/2020)./Antara
Ratusan pasangan peserta nikah massal mengenakan masker untuk mencegah wabah virus corona saat acara nikah massal di Unification Church at Cheongshim Peace World Centre, Gapyeong, Korea Selatan, Jumat (7/2/2020)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham global serempak melemah pada perdagangan sore ini, Jumat (21/2/2020), tertekan kekhawatiran seputar dampak wabah virus corona (Covid-19) seiring dengan meningkatnya kasus ini di luar China.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 turun 0,5 persen dan indeks futures S&P 500 melemah 0,6 persen pada pukul 8.27 pagi waktu London (pukul 15.27 WIB).

Pada saat yang sama, indeks futures Nasdaq 100 dan indeks MSCI Asia Pacific melemah 0,7 persen dan 0,5 persen masing-masing.

Dilansir Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 dibuka di zona merah dengan pelemahan saham pertambangan dan energi sebagai penekan utama.

Adapun ketiga indeks futures AS bergerak menuju penurunan sedangkan bursa saham di Korea Selatan dan Hong Kong membukukan penurunan tajam. Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun pun turun ke bawah 1,5 persen untuk pertama kalinya sejak September.

Penurunan ini terjadi setelah data manufaktur di Australia dan Jepang menambah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi, sementara data ekspor Korea Selatan yang lemah membebani nilai tukar won.

Sementara itu, investor dihantui oleh lonjakan kasus infeksi virus corona di luar China berikut serangkaian peringatan baru dari perusahaan-perusahan tentang potensi dampak virus ini terhadap bisnis.

Semua sentimen tersebut membangkitkan kembali minat untuk aset investasi aman (safe haven) serta mengancam kenaikan saham yang telah mendorong ekuitas global ke rekor tertingginya awal bulan ini.

Dalam perkembangan terbaru soal virus corona, dua orang yang dievakuasi dari sebuah kapal pesiar di Jepang ke Australia dinyatakan positif terinfeksi virus ini sementara kasus infeksi di Korea Selatan melonjak menjadi 156 orang.

“Mungkin jalannya [dampak virus corona] akan berlangsung jauh lebih panjang,” ujar Dan Farley, chief investment officer di State Street Global Advisors, kepada Bloomberg TV di Sydney.

“Kita harus sangat berhati-hati bahwa ini bukan masalah yang mudah dipecahkan dan dampak pada permintaan konsumen untuk sejumlah sektor yang berbeda akan menjadi sesuatu yang harus kita waspadai,” tambahnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper