Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen stimulus lebih lanjut oleh Bank Sentral China mendorong pasar saham negeri ini melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan hari kedua berturut-turut, Jumat (21/2/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisikan saham-saham blue chip berakhir naik 0,12 persen atau 4,83 poin di level 4.149,49, setelah melonjak 2,30 persen atau 93,34 ke posisi 4.144,66 pada Kamis (10/2/2020).
Dari 300 saham yang diperdagangkan dalam CSI 300, sebanyak 132 saham menguat, 155 saham melemah, dan 13 saham stagnan.
Saham Guangzhou Shiyuan Electronic dan Hithink RoyalFlush Information yang masing-masing naik 10 persen mengalami lonjakan terbesar.
Sementara itu, indeks Shanghai Composite ditutup menguat 0,31 persen atau 9,51 poin di level 3.039,67, level penutupan tertinggi baru sejak 22 Januari, setelah berakhir naik tajam 1,84 persen atau 54,75 poin di posisi 3.030,15 pada Kamis.
Sebanyak 891saham menguat, 549 saham melemah, dan 106 saham stagnan dari 1.546 saham yang diperdagangkan dalam indeks Shanghai. Sebanyak dua dari lima sektor naik, dipimpin saham industri.
Baca Juga
Saham Foxconn Industrial Internet Co. yang naik 4,20 persen menjadi pendorong utama atas penguatan indeks Shanghai, sedangkan saham Shanghai Zijiang Enterprise mencatat kenaikan terbesar yakni 10,13 persen.
Sepanjang pekan ini, indeks Shanghai telah menguat 4,2 persen, menuju kenaikan terbesarnya sejak pekan yang berakhir pada 5 April 2019.
Dilansir Bloomberg, People's Bank of China (PBOC) menurunkan suku bunga dasar kredit untuk korporasi baru dan pinjaman rumah tangga setelah pemerintah China menerapkan serangkaian kebijakan untuk meringankan dampak ekonomi dari wabah virus corona (Covid-19) yang mematikan.
Suku bunga dasar kredit satu tahun diturunkan menjadi 4,05 persen dari 4,15 persen, menurut pernyataan PBOC pada Kamis (20/2). Sementara itu, suku bunga dasar kredit lima tahun ditetapkan menjadi 4,75 persen dari 4,8 persen.
“Penurunan sebesar 10 basis poin dalam lpr satu tahun sesuai dengan ekspektasi, sementara penurunan yang lebih kecil dalam lpr lima tahun menunjukkan bank sentral tidak berniat mengubah sikapnya soal kebijakan properti,” terang Raymond Yeung, kepala ekonom China di Australia & New Zealand Banking Group Ltd.
Sebelumnya, PBOC telah menyediakan pendanaan jangka menengah (medium-term lending facility/MLF) kepada perbankan guna melindungi ekonominya dari wabah virus corona.
Selain itu, bank sentral China tersebut memutuskan memangkas suku bunga sebesar 10 basis poin menjadi 3,15 persen, terendah sejak 2017.