Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. menyiapkan kas internal untuk belanja modal sepanjang tahun ini.
Pada 2020, emiten dengan kode saham INTP tersebut menyiapkan capital expenditure (capex) senilai Rp1,3 triliun atau naik Rp400 miliar dari anggaran belanja modal pada tahun lalu senilai Rp900 miliar.
"Semua pendanaan untuk capex 2020 berasal dari kas internal," kata Direktur dan Corporate Secretary Indocement Tunggal Prakarsa Antonius Marcos saat dihubungi Bisnis, Selasa (21/1/2020).
Antonius menyebutkan alokasi dana untuk major capex akan digunakan untuk menyelesaikan proyek fasilitas penerimaan refuse derived fuel (RDF) di pabrik Citeureup, Jawa Barat, instalasi listrik dan revitalisasi turbin di pabrik Tarjun, Kalimantan Selatan.
Selain itu, capex juga bakal diserap untuk penyelesaian proyek tambang batu di Pamoyanan, Bogor dan juga untuk instalasi bag filter di beberapa pabrik yang dimiliki perseroan.
Sementara serapan capex pada tahun lalu di antaranya digunakan untuk pembukaan tambang batu di Jawa Barat yang akan menyuplai kebutuhan bisnis semen beton dan pengembangan RDF.
Baca Juga
Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya sebelumnya mengatakan perseroan menaikkan anggaran belanja modal untuk mengantisipasi kenaikan permintaan semen pada 2020.
Dia meyakini serapan dalam negeri pada tahun ini bakal membaik setelah sepanjang tahun lalu hanya tumbuh tipis sebesar 0,5% year-on-year. Secara industri, diperkirakan serapan dalam negeri tumbuh 3%-4% dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2019. Pasalnya, proyek infrastruktur telah mulai menggeliat kembali sejak kuartal akhir 2019.
"Pertumbuhan kami juga sekitar proyeksi industri karena saya lihat ada multiplier effect dari proyek infrastruktur yang banyak dibuka. Dari Oktober sampai sekarang cukup menggembirakan," katanya.
Walaupun permintaan dalam negeri pada 2020 diperkirakan mengalami perbaikan, Christian menilai persaingan masih akan ketat. Apalagi, bakal ada penambahan kapasitas baru dari 3 pabrikan semen.
Dengan kondisi pasar yang masih menghadapi kelebihan pasokan, INTP pun tidak memiliki rencana untuk menambah kapasitasnya. Saat ini, kapasitas terpasang perseroan sebesar 24,5 juta ton per tahun dengan tingkat utilisasi sekitar 70%.
Kendati permintaan diperkirakan membaik pada tahun tikus logam, perseroan mengkhawatirkan rencana penerapan over dimension, over load (ODOL) yang dinilai sangat berdampak pada industri semen.