Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) gagal memperpanjang relinya pada perdagangan awal pekan ini. Meski demikian, nilai tukar rupiah mampu sedikit menguat saat indeks dolar AS bergerak positif.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Senin (20/1/2020):
HMSP & BBCA Seret IHSG Melemah 0,74 Persen saat Penutupan
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,74 persen atau 46,61 poin di level 6.245,04.
Seluruh sembilan sektor berakhir di wilayah negatif, dipimpin tambang (-1,73 persen), pertanian (-1,40 persen), dan properti (-0,96 persen).
Adapun dari 676 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 124 saham menguat, 285 saham melemah, dan 267 saham stagnan.
Baca Juga
Saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing turun 2,23 persen dan 0,58 persen menjadi penekan utama IHSG.
Rupiah Naik Tipis Saat Indeks Dolar AS Menguat
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pasar cenderung hati-hati menanti Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dilaksanakan pada 22-23 Januari.
“Ada proyeksi Bank Indonesia akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 poin menjadi 4,75% , walaupun banyak pengamat yang mengatakan Bank Indonesia masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di 5% akibat penguatan mata uang rupiah yang begitu tajam,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (20/1/2020).
Ibrahim memprediksi pada perdagangan Selasa (21/1/2020), rupiah masih akan bergerak menguat tipis dengan bergerak di kisaran Rp13.620 per dolar AS hingga Rp13.660 per dolar AS.
Dibayangi Gejolak Libya dan Irak, Harga Minyak Melonjak
Harga minyak melonjak karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan Afrika Utara yang menyebabkan produksi dan ekspor dari produsen utama OPEC, Irak dan Libya, terhenti.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Senin (20/1/2020) hingga pukul 12.48 WIB, harga minyak jenis WTI untuk kontrak Februari 2020 di bursa Nymex bergerak menguat 1,14% menjadi US$59,21 per barel. Pada pertengahan perdagangan, minyak WTI sempat berada di level US$59,73 per barel.
Sementara itu, harga minyak jenis Brent untuk kontrak Maret 2020 di bursa ICE bergerak menguat 1,26% menjadi US$65,67 per barel. Pada pertengahan perdagangan, harga sempat menyentuh level US$66 per barel.
Rupiah Dapat Menjadi Mata Uang Asia Terkuat pada 2020, Ini Alasannya
Rupiah dapat menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia tahun ini, mengungguli baht Thailand yang mencapai posisi puncak di regional pada tahun 2019.
Dilansir dari Bloomberg, mata uang Garuda telah menguat selama tujuh minggu berturut-turut karena imbal hasil yang ditawarkan oleh obligasi pemerintah memikat pelaku pasar. Sementara itu, Bank Indonesia mengatakan membiarkan adanya kenaikan lebih lanjut.
Obligasi berdenominasi rupiah menawarkan imbal hasil antara 5 persen hingga 8 persen. Hal tersebut tentu saja menjadi prospek yang memikat bagi investor yang ingin memanfaatkan perbedaan suku bunga antara dua negara yang berbeda.
Harga emas Comex untuk kontrak Februari 2020 turun tipis 0,60 poin atau 0,04 persen ke level US$1.559,70 per troy ounce pukul 15.51 WIB, setelah ditutup menguat 0,63 persen di posisi 1.560,30 pada Jumat (17/1/2020).
Meski demikian, peluang harga emas untuk naik ke atas level US$1.600 per troy ounce pada tahun ini masih terbuka seiring dengan masih banyaknya ketidakpastian yang berada di pasar.
Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa peluang emas untuk naik ke level kisaran US$1.620 per troy ounce hingga US$1.660 per troy ounce terbuka karena negosiasi AS dan China untuk fase dua masih berlangsung.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta turun Rp1.000 menjadi level Rp769.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas tak mengalami perubahan di Rp682.000 per gram.