Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Naik Tipis Saat Indeks Dolar AS Menguat

Sepanjang tahun berjalan 2020, rupiah masih mempertahankan posisinya menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia dengan bergerak menguat 1,664%.
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Nasabah menghitung uang di sebuah Money Changer, di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah ditutup menguat tipis pada perdagangan Senin (20/1/2020) seiring dengan kuatnya dolar AS dan sifat pasar yang cenderung berhati-hati menjelang rapat dewan gubernur Bank Indonesia pada pekan ini.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp13.639 per dolar AS, menguat 0,044% atau 6 poin. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak menguat 0,09% menjadi 97,697.

Sepanjang tahun berjalan 2020, rupiah masih mempertahankan posisinya menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia dengan bergerak menguat 1,664%.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa dolar AS menguat didukung oleh data ekonomi AS terbaru yang berhasil dirilis lebih baik dari perkiraan pasar.

Depertemen Perdagangan AS menunjukkan bahwa data penjualan perumahan AS pada Desember naik menjadi 1,38 juta, jauh lebih baik dari perkiraan pasar dan menjadi kenaikan terbesar dalam 13 tahun.

Selain itu, penjualan ritel AS meningkat dan indeks aktivitas manufaktur AS melambung ke level tertinggi dalam 8 bulan terakhir. Data positif tersebut mengurangi kemungkinan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga ketika bertemu pada akhir bulan ini.

Di sisi lain, Ibrahim juga mengatakan bahwa pasar cenderung hati-hati menanti Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dilaksanakan pada 22-23 Januari.

“Ada proyeksi Bank Indonesia akan kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 poin menjadi 4,75% , walaupun banyak pengamat yang mengatakan Bank Indonesia masih akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di 5% akibat penguatan mata uang rupiah yang begitu tajam,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Senin (20/1/2020).

Berdasarkan survei Bloomberg, sebanyak 25 dari 29 ekonom memprediksi BI akan tetap mempertahankan suku bunga acuan di level 5%, sedangkan empat ekonom lainnya memperkirakan ada pemangkasan.

Ibrahim memprediksi pada perdagangan Selasa (21/1/2020), rupiah masih akan bergerak menguat tipis dengan bergerak di kisaran Rp13.620 per dolar AS hingga Rp13.660 per dolar AS.

Berbalik Melemah

Sementara itu, Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan bahwa rupiah berpotensi berbalik melemah pada perdagangan Rabu (21/1/2020) seiring dengan posisi rupiah secara teknikal sudah masuk ke area jenuh jual.

“Secara teknikal, rupiah berpotensi rebound. Besok juga tidak ada data ekonomi dalam negeri yang dirilis, dan tidak ada event besar di sentimen eksternal,” ujar Faisyal kepada Bisnis, Senin (20/1/2020).

Dia mengatakan bahwa fokus pasar untuk perdagangan pekan ini masih akan tertuju kepada perkembangan konflik perang saudara di Libya yang mendorong naik harga minyak sehingga menjadi katalis negatif rupiah.

Faisyal memprediksi pergerakan rupiah cenderung melemah pada perdagangan Selasa (21/1/2020) bergerak di kisaran Rp13.600 per dolar AS hingga Rp13.700 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper