Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Melonjak, Bursa Eropa Turun Tipis

Bursa saham Eropa kompak turun tipis bersama indeks futures Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini, Senin (20/1/2020), saat investor menantikan rilis serangkaian laporan kinerja keuangan korporasi.
Sebuah pompa minyak terlihat saat matahari terbenam di luar Scheibenhard, dekat Strasbourg, Prancis, 6 Oktober 2017./REUTERS-Christian Hartmann
Sebuah pompa minyak terlihat saat matahari terbenam di luar Scheibenhard, dekat Strasbourg, Prancis, 6 Oktober 2017./REUTERS-Christian Hartmann

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa kompak turun tipis bersama indeks futures Amerika Serikat (AS) pada perdagangan sore ini, Senin (20/1/2020), saat investor menantikan rilis serangkaian laporan kinerja keuangan korporasi.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks futures S&P 500 dan indeks Stoxx Europe 600 sama-sama turun 0,1 persen pada pukul 08.07 pagi waktu London (pukul 15.07 WIB).

Pada saat yang sama, indeks MSCI Asia Pacific bergerak fluktuatif dan indeks MSCI emerging market melandai 0,1 persen.

Dilansir dari Bloomberg, indeks Stoxx Europe 600 terseret ke posisi lebih rendah oleh perusahaan media dan utilitas, sedangkan indeks futures AS sedikit terkoreksi ketika aktivitas perdagangan pasar saham AS ditutup karena libur memperingati hari Martin Luther King Jr.

Sementara itu, meskipun sebagian besar indeks saham di Asia menguat, beberapa indeks mengalami penurunan volume perdagangan karena libur di AS.

Di sisi lain, harga minyak mentah Brent melonjak kembali di atas level US$65 per barel seiring dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan Afrika Utara yang menyebabkan produksi dan ekspor dari produsen utama OPEC, Irak dan Libya, terhenti.

Pasar minyak kembali dihadapkan oleh sentimen ketidakpastian geopolitik yang mengancam akan menganggu pasokan minyak mentah global.

Di Afrika Utara, konflik berkepanjangan di Libya, di mana dua faksi saingan yang mengklaim hak untuk memerintah negara itu selama lebih dari 5 tahun telah menyebabkan dua pangkalan produksi minyak mentah di Libya ditutup oleh pasukan Khalifa Haftar.

Sementara itu, di Irak, produsen minyak mentah terbesar kedua OPEC, untuk sementara menghentikan produksi di salah satu ladang minyaknya pada Minggu (19/1/2020) seiring dengan aksi unjuk rasa yang meluas.

Terlepas dari keresahan di pasar minyak, para pedagang memulai pekan ini relatif tenang. Penandatanganan kesepakatan perdagangan fase satu AS-China, berikut rilis indikator ekonomi dari China dan AS pekan lalu memberikan tanda-tanda bahwa prospek global membaik.

 “Kita memasuki tahun 2020 dengan pijakan yang lebih stabil ketika ekonomi secara global mulai stabil dan tampak seperti sedang naik, juga dengan kesepakatan perdagangan fase satu,” ujar Anne Anderson, head of fixed income untuk Australia di UBS Asset Management.

“Jadi pasar sedikit lebih positif sehubungan dengan fundamental-fundamental ekonomi,” tambahnya kepada Bloomberg TV di Sydney.

Investor kini mengalihkan perhatian mereka kembali pada laporan kinerja korporasi setelah hasil yang solid dari sejumlah bank terbesar di Wall Street mendorong sentimen.

Sejumlah perusahaan yang akan merilis laporannya di antaranya adalah Netflix, IBM, UBS, Procter & Gamble, dan Hyundai.

Pasar dipastikan juga akan menantikan keputusan kebijakan moneter bank-bank sentral di Jepang, Kanada, Indonesia, dan Bank Sentral Eropa (ECB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper