Bisnis.com, JAKARTA - PT Prodia Widyahusada Tbk. membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba pada periode Januari-September 2019.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2019, emiten berkode saham PRDA ini membukukan pendapatan neto sebesar Rp1,24 triliun per kuartal III/2019, naik 10,9% secara tahunan dari Rp1,11 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dewi Muliaty, Direktur Utama Prodia Widyahusada, menuturkan knaikan pendapatan bersih perseroan ditopang oleh peningkatan pendapatan dari setiap segmen pelanggan.
Pada kuartal III 2019, jumlah pemeriksaan mencapai 11,5 juta dan jumlah kunjungan mencapai 1,8 juta. Jumlah tersebut masing-masing mengalami kenaikan sebesar 5,4% dan 5,8 % dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Laba kotor perseroan juga tumbuh sebesar 11,8% menjadi sebesar Rp722,27 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp645,99 miliar.
Baca Juga
Setelah dikurangi dengan pos beban usaha dan beban lain-lain, perseroan mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp120,97 miliar pada kuartal III/2019, naik 13,6% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp106,49 miliar.
EBITDA juga mengalami peningkatan menjadi Rp188,78 miliar dari Rp166,02 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Pencapaian pendapatan dan laba bersih Perseroan pada kuartal III/2019 ini menunjukkan konsistensi Prodia dalam mempertahankan kinerja keuangan yang solid," ungkapnya dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat (1/11/2019).
Menurut Dewi, PRDA akan terus fokus pada upaya peningkatan pendapatan, intensifikasi perluasan pasar, efisiensi berkelanjutan, serta optimalisasi penggunaan teknologi dan sistem automasi laboratorium.
Per 30 September 2019, total aset perseroan menjadi sebesar Rp1,94 triliun. Sementara itu, total liabilitas menjadi Rp367,65 miliar dan total ekuitas naik menjadi sebesar Rp1,57 triliun.
Penggunaan Dana IPO
Perseroan telah menggunakan dana hasil penawaran umum sebesar Rp519,09 miliar dari total dana hasil bersih penawaran umum senilai kurang lebih Rp1,14 triliun.
Dana hasil IPO yang telah digunakan per 30 September 2019, sebesar Rp342,70 miliar digunakan untuk pengembangan jejaring outlet, Rp89,05 miliar untuk peningkatan kemampuan dan kualitas layanan, dan sekitar Rp87,33 miliar untuk modal kerja.
Hingga September 2019 ini, Prodia juga memperkenalkan tes pemeriksaan baru di antaranya DIArisk untuk memprediksi risiko diabetes pada individu, TENSrisk untuk melihat risiko hipertensi, pemeriksaan Nutrigenomik yang mempelajari faktor genetika terhadap kesehatan serta bagaimana tubuh merespons nutrisi dan kebiasaan olahraga.
Perseroan telah memiliki 283 outlet di 34 provinsi dan 125 kota per 30 September 2019. Perseroan juga telah melakukan relokasi cabang dan membuka cabang baru di beberapa daerah diantaranya Kemang, Tangerang City, Depok, Panakkukang, Pontianak dan Jatiwaringin, serta membuka layanan specialty clinics Prodia Senior Health Centre di Surabaya.