Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melanjutkan relinya pada perdagangan hari ketiga berturut-turut saat mayoritas indeks saham di Asia melemah.
Sementara itu, meskipun berakhir menguat, nilai tukar rupiah bergerak terbatas terhadap dolar AS menjelang pengumuman keputusan kebijakan moneter The Fed.
Berikut ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Rabu (30/10/2019):
IHSG Unjuk Gigi di Asia, Rupiah Menguat Jelang Rilis Putusan The Fed
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup menguat 0,23 persen atau 14,61 poin di level 6.295,75 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing naik 19,56 persen dan 0,72 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG di akhir perdagangan.
Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks saham lainnya di Asia mayoritas berakhir di wilayah negatif, di antaranya indeks Nikkei 225 Jepang (-0,57 persen), indeks Shanghai Composite China (-0,50 persen), dan indeks Hang Seng Hong Kong (-0,44 persen).
Pasar Menanti The Fed dan Rilis Inflasi Oktober, Rupiah Bergerak Terbatas
Berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Rabu (30/10), rupiah berada di level Rp14.031 per dolar AS setelah menguat tipis 0,29 persen atau 5 poin. Secara year-to-date (ytd), rupiah masih menguat 2,5 persen.
Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan saat ini, pasar cenderung wait and see karena menanti kepastian kebijakan moneter The Fed yang diprediksi kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bps).
Pasar juga menanti komentar Gubernur The Fed Jerome Powell untuk mengetahui lebih lanjut kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Sentral AS ke depannya.
Laba Tumbuh Dua Digit, Saham GGRM Mengepul
Saham PT Gudang Garam Tbk. melaju di zona hijau pada perdagangan hari ini setelah perseroan menyampaikan laporan kinerja keuangan per kuartal III/2019.
Produsen rokok itu meraup pendapatan sebesar Rp81,72 triliun atau tumbuh 16,93% secara tahunan. Adapun, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat Rp7,24 triliun atau tumbuh 25,73% secara tahunan.
Kesepakatan Dagang AS-China Berpotensi Tidak Tepat Waktu, Tembaga dalam Tekanan
Pada perdagangan Rabu (30/10) hingga pukul 16.08 WIB, harga tembaga di bursa London bergerak melemah 0,15 persen menjadi US$5.915 per ton. Sepanjang tahun berjalan 2019, tembaga telah bergerak melemah 0,63 persen.
Perjanjian perdagangan fase pertama antara AS dan China mungkin tidak akan selesai tepat waktu seperti yang diharapkan pasar, walaupun pejabat administrasi AS menegaskan bahwa penundaan tersebut tidak berarti perjanjian tersebut tidak akan disepakati dua negara.
Perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia yang terjadi berlarut-larut tersebut telah merusak pertumbuhan ekonomi global dan permintaan tembaga. Sehingga, perjanjian apapun, termasuk perjanjian parsial, akan memberikan harapan pasar bahwa pertumbuhan ekonomi akan pulih.
Kebijakan India Ancam Reli Harga Minyak Sawit Dunia
India, yang merupakan pembeli minyak kelapa sawit terbesar dunia, mempertimbangkan rencana itu untuk meningkatkan pengolahan lokal dan memotong ketergantungan pada pembelian luar negeri.
“Pemerintah India tengah membicarakan proposal untuk memungut retribusi baru di samping bea masuk yang ada, serta menaikkan pajak barang dan jasa pada minyak tropis olahan tersebut,” ujar sumber Bloomberg, seperti dilansir pada Rabu (30/10/2019).
Langkah itu diperkirakan bisa mengurangi pengiriman sawit olahan dari produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia. Hal itu juga kemungkinan bisa meredupkan harga acuan sawit yang tengah memanas karena cerahnya prospek ekspor.
Harga emas Comex untuk kontrak Desember 2019 terpantau naik 4,60 poin atau 0,31 persen ke level US$1.495,30 per troy ounce pukul 18.51 WIB.
Pada saat yang sama, indeks dolar AS yang melacak kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau turun 0,05 persen atau 0,046 poin ke posisi 97,644.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta terpantau turun Rp1.000 menjadi Rp751.000 per gram. Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas Antam turun tipis Rp100 menjadi Rp670.900 per gram.