Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebijakan India Ancam Reli Harga Minyak Sawit Dunia

Sejak awal tahun ini, harga Crude Palm Oil (CPO) sudah melesat 19,51 persen.
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Petani memindahkan kelapa sawit hasil panen ke atas truk di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana India mempertimbangkan menaikkan pajak impor varietas olahan sawit mengancam reli harga minyak kelapa sawit dunia.

India, yang merupakan pembeli minyak kelapa sawit terbesar dunia, mempertimbangkan rencana itu untuk meningkatkan pengolahan lokal dan memotong ketergantungan pada pembelian luar negeri.

“Pemerintah India tengah membicarakan proposal untuk memungut retribusi baru di samping bea masuk yang ada, serta menaikkan pajak barang dan jasa pada minyak tropis olahan tersebut,” ujar sumber Bloomberg, seperti dilansir pada Rabu (30/10/2019).

Rajesh Malhotra, Juru Bicara Kementerian Keuangan India, menolak mengomentari persoalan ini.

Langkah itu diperkirakan bisa mengurangi pengiriman sawit olahan dari produsen utama seperti Indonesia dan Malaysia. Hal itu juga kemungkinan bisa meredupkan harga acuan sawit yang tengah memanas karena cerahnya prospek ekspor.

India mengimpor sekitar 15 juta minyak nabati, termasuk di dalamnya minyak mentah, setiap tahun untuk memenuhi konsumsi domestik yang sebesar 25 juta ton. Pemerintah India tengah mencoba menjembatani defisit tersebut dengan memberikan stimulus kepada produksi domestik.

Panel yang ditunjuk pemerintah untuk menggandakan pendapatan petani telah merekomendasikan untuk meningkatkan produksi minyak biji lokal menjadi 45 juta ton pada 2022-2023 dari produksi saat ini, yang sebesar 31 juta ton. Impor minyak sawit olahan India naik lebih dari 30 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 2,61 juta ton dalam 11 bulan yang berakhir 30 September 2019.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga Rabu (30/10) pukul 15.50 WIB, harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia menguat 2,36 persen atau 57 poin ke posisi 2.474 ringgit per ton, setelah dibuka menguat 1,82 persen atau 44 poin ke level 2.461 ringgit per ton.

Berbekal hasil ini, harga CPO sudah menguat selama 6 hari berturut-turut. Bahkan, harga sawit pun sudah melampaui level terkuat tahun ini sebesar 2.369 ringgit per ton pada 28 Januari 2019.

Sejak awal tahun ini, harga CPO juga sudah melesat 19,51 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dika Irawan
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper