Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Unjuk Gigi di Asia, Rupiah Menguat Jelang Rilis Putusan The Fed

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pantang melemah dan memperpanjang reli penguatannya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (30/10/2019).

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pantang melemah dan berhasil memperpanjang reli penguatannya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu (30/10/2019).

Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan IHSG ditutup menguat 0,23 persen atau 14,61 poin di level 6.295,75 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (29/10), IHSG berakhir di level 6.281,14 dengan kenaikan 0,25 persen atau 15,75 poin.

Padahal, meskipun dibuka menguat 0,33 persen di level 6.302,09 pada Rabu (30/10) pagi, indeks sempat bergerak fluktuatif antara zona hijau dan merah. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.264,94 – 6.304,05.

Enam dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin tambang (+2,37 persen) dan pertanian (+0,54 persen). Tiga sektor lainnya ditutup di zona merah, dipimpin infrastruktur yang melemah 0,67 persen.

Dari 659 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 177 saham menguat, 231 saham melemah, dan 251 saham stagnan.

Saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang masing-masing naik 19,56 persen dan 0,72 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG di akhir perdagangan.

Di sisi lain, penurunan saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) masing-masing sebesar 1,39 persen dan 1,06 persen menjadi penekan sekaligus membatasi besarnya kenaikan IHSG.

Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengatakan pelaku pasar wait and see menjelang rilis data ekonomi dan pengumuman suku bunga The Fed.

"Investor akan cenderung wait and see menjelang rilisnya beberapa data perekonomian dan penetapan suku bunga The Fed,” terang Dennies dalam riset hariannya.

Sementara itu, menurut Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya, IHSG didukung aliran dana asing secara tahun berjalan (year to date/YTD) di pasar saham yang masih lebih besar dibandingkan dengan nilai dana yang keluar pada periode yang sama tahun lalu. 

“Hal ini masih menunjukkan minat investor terhadap pasar modal Indonesia,” tuturnya melalui riset harian yang diterima Bisnis.

Berbanding terbalik dengan IHSG, indeks saham lainnya di Asia mayoritas berakhir di wilayah negatif, di antaranya indeks Nikkei 225 Jepang (-0,57 persen), indeks Shanghai Composite China (-0,50 persen), dan indeks Hang Seng Hong Kong (-0,44 persen).

The Fed diantisipasi luas akan menurunkan suku bunga acuan untuk ketiga kalinya tahun ini. Dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (30/10/2019) waktu setempat atau Kamis (31/10/2019) dini hari WIB, The Fed diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin. 

Namun para pelaku pasar akan lebih menantikan pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell setelah rilis keputusan.  Investor mencoba memastikan arah kebijakan moneter bank sentral AS menuju tahun 2020 di tengah gambaran makro ekonomi yang membingungkan.

Ketegangan perdagangan AS-China hingga kini masih belum terselesaikan, sementara sejumlah indikator ekonomi tampak menunjukkan hasil beragam meskipun musim laporan kinerja keuangan perusahaan tampak lebih baik dari perkiraan.

“Saya pikir kita tidak harus mengkhawatirkan pemangkasan suku bunga yang hawkish, tetapi saya pikir salah satu hal yang perlu diingat, relatif terhadap periode penurunan sebelumnya, adalah The Fed mulai dari tingkat yang jauh lebih rendah,” ujar Carol Schleif, wakil kepala pejabat investasi di Abbot Downing Investment Advisors kepada Bloomberg TV.

“Ada jauh lebih sedikit ruang bagi The Fed untuk terus melakukan pemangkasan,” tambahnya.

Pada hari yang sama dengan rilis keputusan The Fed, pemerintah AS akan merilis data pertumbuhan ekonomi untuk kuartal ketiga. Produk domestik bruto (PDB) AS diproyeksikan akan melambat menjadi 1,6 persen pada kuartal III/2019.

Bersama IHSG, nilai tukar rupiah mampu ditutup menguat tipis 4 poin atau 0,03 persen di level Rp14.031 per dolar AS, setelah berakhir terdepresiasi 7 poin atau 0,05 persen di posisi 14.035 pada Selasa (29/10).

Sebaliknya, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau lanjut melemah 0,067 poin atau 0,07 persen ke level 97,623 pada Rabu (30/10) pukul 15.51 WIB, setelah berakhir turun 0,08 persen di posisi 97,690 pada Selasa (29/10).

Saham-saham pendorong IHSG:

Kode

Kenaikan (persen)

BYAN

+19,56

BBCA

+0,72

MPRO

+24,91

BBRI

+0,47

Saham-saham penekan IHSG:

 Kode

Penurunan (persen)

TLKM

-1,39

BMRI

-1,06

BRPT

-2,02

JSMR

-3,45

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper