Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali memperlihatkan tajinya dengan berhasil memperpanjang reli pada akhir perdagangan hari keempat beruntun, Rabu (16/10/2019), meskipun sepanjang hari bergerak fluktuatif.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup di level 6.169,59 dengan kenaikan 0,19 persen atau 11,43 poin dari level penutupan perdagangan sebelumnya.
Pada perdagangan Selasa (15/10), IHSG berakhir di level 6.158,17 dengan menguat 0,51 persen atau 31,29 poin, penguatan hari ketiga berturut-turut.
Sebelum berhasil melanjutkan relinya, indeks terpantau sempat bergerak di zona merah setelah dibuka naik 0,20 persen atau 12,40 poin di level 6.170,56 pada Rabu pagi.
Namun, IHSG berhasil menghimpun staminanya bahkan menyentuh level penutupan tertinggi sejak 27 September. Sepanjang perdagangan Rabu (16/10), IHSG bergerak fluktuatif di level 6.143,85 – 6.183,58.
Empat dari sembilan sektor berakhir di zona hijau, dipimpin finansial (+0,62 persen) dan properti (+0,57 persen). Lima sektor lainnya ditutup di zona merah, dipimpin tambang yang melemah 0,68 persen.
Baca Juga
Dari 658 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 188 saham menguat, 218 saham melemah, dan 252 saham stagnan.
Saham PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang masing-masing naik 1,90 persen dan 1,27 persen mampu menjadi pendongkrak utama penguatan IHSG di akhir perdagangan.
Menurut tim riset Samuel Sekuritas Indonesia, IHSG mengikuti penguatan bursa saham regional.
Indeks saham lainnya di Asia mayoritas ikut berakhir di wilayah positif. Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing menguat 0,70 persen dan 1,20 persen. Adapun indeks Kospi Korea Selatan dan Hang Seng Hong Kong masing-masing berakhir menanjak 0,71 persen dan 0,61 persen.
Namun di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing ditutup di zona merah dengan melemah 0,41 persen dan 0,34 persen.
Pemerintah China dikabarkan akan melancarkan pembalasan jika Kongres Amerika Serikat (AS) mengesahkan undang-undang yang memberikan dukungan kepada pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (16/10/2019), Kementerian Luar Negeri China menegaskan akan mengambil langkah-langkah keras jika Kongres AS mengesahkan legislasi yang mendukung aksi unjuk rasa di Hong Kong.
Sebelumnya, pada Selasa (15/10) waktu setempat, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS meloloskan RUU bernama Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong Kong (Hong Kong Human Rights and Democracy Act).
RUU ini merupakan satu dari empat legislasi yang diloloskan oleh DPR pada Selasa dengan suara bulat dan selanjutnya akan diajukan untuk pengambilan suara di Senat AS. RUU tersebut harus melalui persetujuan DPR dan Senat AS sebelum dapat ditandatangani oleh Presiden Donald Trump untuk menjadi undang-undang.
Ancaman pembalasan yang disampaikan pemerintah China pun memengaruhi minat investor untuk mengambil risiko. Bursa saham di Shanghai dan nilai tukar yuan China melemah.
Krisis mengenai Hong Kong tersebut kembali menyoroti risiko geopolitik bagi sentimen investor setelah sempat terangkat oleh laporan kinerja keuangan yang positif dari sejumlah perusahaan besar termasuk JPMorgan dan Johnson & Johnson pada Selasa (15/10).
"Saya pikir pasar sedang menunggu untuk melihat bagaimana China akan menanggapi (legislasi tersebut) dan seberapa besar itu akan berdampak pada negosiasi perdagangan secara lebih luas,” ujar Per Hammarlund, chief EM strategist di SEB, dikutip dari Reuters.
Di samping persoalan terkait Hong Kong, investor tetap tidak yakin apakah perundingan di Brussels antara tim negosiasi Inggris dan Uni Eropa akan mengarah pada kesepakatan untuk menghindari perpisahan Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dengan ricuh.
Uni Eropa akan menentukan apakah suatu kesepakatan layak diajukan ke konferensi UE pada Kamis (17/10) untuk dipertimbangkan. Meski demikian, ada pula keraguan apakah pemerintah minoritas Inggris dapat meraih persetujuan untuk kesepakatan di parlemen.
Berbanding terbalik dengan IHSG, nilai tukar rupiah lanjut ditutup melemah 6 poin atau 0,04 persen di level Rp14.172 per dolar AS, pelemahan hari ketiga berturut-turut. Pada perdagangan Selasa (15/10), rupiah berakhir melemah 26 poin atau 0,18 persen di posisi 14.166.
Saham-saham pendorong IHSG: | |
---|---|
Kode | Kenaikan (persen) |
UNVR | +1,90 |
BBRI | +1,27 |
BBCA | +0,65 |
BMRI | +0,76 |
Saham-saham penekan IHSG: | |
---|---|
Kode | Penurunan (persen) |
FREN | -11,67 |
HMSP | -1,29 |
UNTR | -2,63 |
BTPS | -5,73 |
Sumber: Bloomberg