Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mempertahankan rebound-nya hingga akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (4/10/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG menguat 0,34 persen atau 20,74 poin ke level 6.059,27 pada akhir sesi I, setelah setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,24 persen atau 14,22 poin ke level 6.052,75 dari level penutupan sebelumnya.
Pada perdagangan Kamis (3/10), IHSG ditutup melemah 16,90 poin atau 0,28 poin ke level 6.038,55. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.048,22-6.076,56.
Lima dari sembilan sektor terpantau bergerak menguat, dipimpin oleh perdagangan dan industri dasar yang menguat masing-masing 0,96 persen. Di sisi lain, empat sektor melemah, dipimpin oleh sektor barang konsumsi yang melemah 0,61 persen.
Sebanyak 197 saham menguat, 172 saham melemah, dan 286 saham stagnan dari 655 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) yang masing-masing menguat 3,15 persen dan 5,77 persen menjadi penopang utama atas penguatan IHSG.
Baca Juga
Sejalan dengan IHSG, Jakarta Islamic Index menguat 0,7 persen atau 4,67 poin ke level 676,5 pada akhir sesi I, sedangkan indeks Bisnis-27 menguat 0,4 persen atau 2,1 poin ke level 522,33.
Laju IHSG mengikuti pergerakan saham lain di Asia yang juga berbalik menguat, di antaranya indeks Topix dan Nikkei 225 yang naik 0,13 persen dan 0,16 persen, sedangkan indeks Hang Seng melemah 0,54 persen.
Dilansir Reuters, bursa Asia naik tipis di tengah suasana hati-hati sebelum rilis data non-farm payroll AS yang dapat membantu menentukan apakah Federal Reserve memotong suku bunga lebih lanjut.
Investor terperangkap oleh serangkaian data AS yang lemah minggu ini, termasuk survei pada sektor jasa dan manufaktur, yang memperdalam kekhawatiran bahwa perang perdagangan China -AS mulai melukai pertumbuhan ekonomi.
"Kami mungkin akan melihat kenaikan di saham Asia, tetapi kemudian kegugupan akan merayap ke pasar seiring berjalannya hari," kata Shane Oliver, kepala analis investasi dan kepala ekonom di AMP Capital Investors, seperti dikutip Reuters.