Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang pertemuan perdagangan antara AS dan China pada Oktober, China melakukan pembelian kedelai AS untuk pertama kalinya setelah kedua negara tersebut kembali saling perang tarif pada bulan lalu.
Dewan Ekspor Kedelai AS memperkirakan perusahaan asal china setidaknya membeli sekitar 15 kargo dengan total lebih dari 600.000 ton kedelai AS pada Kamis (12/9/2019), merupakan pembelian dengan jumlah yang paling signifikan setidaknya sejak Juni 2019.
CEO Dewan Ekspor Kedelai AS Jim Sutter mengatakan meskipun pembelian kembali kedelai AS merupakan langkah kecil dari keseluruhan sengketa perdagangan AS dan China, hal tersebut bisa menjadi langkah awal untuk menyelesaikan perang dagang yang telah berlangsung sejak tahun lalu.
Tensi dagang AS dan China kembali mencapai titik terendahnya pada bulan lalu ketika China menangguhkan semua pembelian produk pertanian AS sebagai balasan terhadap ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif impor lebih banyak pada barang-barang China.
Namun, pada pekan ini China telah memperbarui janji untuk membeli barang pertanian AS seperti daging babi dan kedelai, ekspor pertanian AS yang paling berharga, sebagai bentuk komitmen menjelang negosiasi dagang pada awal Oktober.
“Kargo tersebut akan dikirim dari terminal ekspor Pacific Northwest AS dari Oktober hingga Desember,” ujar Jim seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (13/9/2019).
Baca Juga
Seperti yang diketahui, ekspor kedelai AS ke China, konsumen terbesar dunia, telah anjlok akibat perang dagang dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut. Akibatnya, pasokan kedelai global membludak dan mengirimkan harga ke posisi terendah dan para petani AS berjuang untuk menghasilkan keuntungan di tengah harga yang rendah.
Sepanjang 2018, harga kedelai bergerak terkoreksi -5,05%.
China telah beralih ke Amerika Selatan untuk pembelian kedelai sejak perang dagang dimulai sehingga penjualan kedelai AS ke China pada 2018 turun 74% dari tahun sebelumnya ke level terendah 16 tahun.
Saat ini, akibat pembelian tersebut harga kedelai berjangka berhasil naik ke level tertingginya sejak Juni 2019.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Jumat (13/9/2019) hingga pukul 14.55 WIB, harga kedelai berjangka untuk kontrak November 2019 di bursa Chicago bergerak stabil di level US$895,25 per gantang.
Pada perdagangan sebelumnya, kedelai berhasil sentuh level tertinggi sejak Juni di US$896 per gantang, menguat 3,35%.
Wakil Presiden Price Futures Group Chicago Jack Scoville mengatakan bahwa pihaknya kagum dengan pembelian kedelai AS oleh China menjelang negosiasi perdagangan sehingga menjadi katalis positif bagi harga kedelai berjangka.
“Jelas, mereka berusaha menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan jika kita kembali ke hubungan perdagangan yang normal," ujar Jack seperti dikutip dari Reuters, Jumat (13/9/2019).
Selain itu pada hari yang sama, Departemen Pertanian AS (USDA) melaporkan bahwa China telah membeli 10.878 ton daging babi AS pada pekan lalu dan menjadi pembelian mingguan terbesar sejak Mei.
Adapun, pedagang daging AS telah mengantisipasi kekurangan daging babi di China karena wabah demam babi Afrika yang telah mengurangi jumlah ternak babi China hingga sepertiga dari total populasi sejak tahun lalu.
Oleh karena itu, China bersedia melakukan pembelian daging babi AS meskipun terdapat tarif impor sebesar 72%.