Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham di China masih dapat menguat sepanjang tahun ini bahkan tanpa adanya kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat, karena adanya instrumen yang tersedia untuk pembuat kebijakan.
"Kami masih cukup positif tentang pasar saham kelas A China pada khususnya," ungkap Devan Kaloo, kepala ekuitas Aberdeen Standard Investments, seperti dikutip Bloomberg.
“China memiliki kemampuan untuk merespons kebijakan terhadap masalah-masalah dunia dan sebagai konsekuensinya, kami memperkirakan peningkatan likuiditas, peningkatan stimulus, dan itu sebenarnya yang mendukung pasar. Jadi kami pikir pasar saham masih bisa menguat,” lanjutnya.
Investor masih bergulat dengan dampak dari sengketa perdagangan yang menunjukkan dampak negatif terhadap ekonomi global.
Meskipun Kaloo tidak mengharapkan Presiden Donald Trump dan Xi Jinping menyelesaikan sengketa perdagangan AS-China dalam waktu dekat, pertumbuhan kredit di China menunjukkan tanda-tanda rebound di tengah upaya kebijakan untuk meningkatkan likuiditas.
"Kemampuan untuk bisa membuat kesepakatan tercapai dan mempertahankan yang berjalan hampir tidak mungkin," katanya dalam komentar terpisah di Sydney, Jumat (13/9).
Baca Juga
Jadi, lanjut dia, saya tidak berpikir kesepakatan AS-China akan berhasil diselesaikan, tentu tidak akan ada kesepakatan besar yang tercapai.
Kaloo memperkirakan adanya perincian tentang rencana stimulus yang akan diumumkan di dapat Pleno Pihak Keempat di China bulan depan.
"Saya menduga di balik itu mereka akan mengumumkan beberapa stimulus ekonomi yang cukup besar," katanya.