Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak jatuh pada Kamis (29/8/2019) untuk pertama kalinya dalam 3 hari terakhir, setelah Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly menyuarakan kekhawatirannya tentang kekuatan ekonomi Amerika Serikat.
West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Oktober 2019 melemah 0,45% atau 0,25 poin ke posisi US$55,53 per barel. Harga minyak mentah Brent melemah 0,64% atau 0,39 poin ke posisi US$60,10 per barel.
Dikutip dari Reuters, Kamis (29/8/2019), kecemasan terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi karena perang dagang yang berkecamuk antara Amerika Serikat dan China, bersama dengan potensi terpuruknya permintaan minyak, membuat harga minyak rentan pelemahan.
Pada Kamis (29/8/2019) waktu setempat, Daly mengatakan, dia percaya ekonomi AS memiliki momentum yang kuat, tetapi ketidakpastian dan perlambatan pertumbuhan global bisa berdampak negatif. Dalam situasi ini, dia pun mengambil sikap menanti dan melihat sehubungan dengan penilaian perlunya pemangkasan suku bunga AS.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan, dia percaya China bersungguh-sungguh untuk mencapai kesepakatan perdagangan. Akan tetapi kekhawatiran muncul pada Selasa (29/8/2019) setelah kementerian luar negeri China menolak untuk mengkonfirmasi panggilan telepon antara kedua negara mengenai perdagangan.
“Ketegangan perdagangan tengah menggantung seperti awan gelap yang mengancam turunnya harga minyak,” kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.
Baca Juga
Energy Information Administration melaporkan, pasar telah mengangkat dalam penurunan persediaan minak AS, yang turun 10 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan eksepektasi para analis untuk penurunan 2,1 juta barel.
Stok bensin AS turun 2,1 juta barel, dibandingkan dengan perkiraan analis untuk penurunan 388.000 barel.
Stephen Innes, managing partner di Valor Markets mengatakan, penurunan stok minyak mentah AS mengkonfirmasi bahwa pengurangan pasokan OPEC secara efektif bekerja dengan menipisnya cadangan AS.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen lainnya telah menahan pasokan untuk sebagian besar periode sejak 1 Januari 2017. Aliansi tersebut, yang dikenal sebagai "OPEC +", pada Juli memperbarui pakta hingga Maret 2020.
Produksi minyak mentah mingguan AS juga naik 200.000 barel per hari ke rekor baru pada 12,5 juta barel per hari dalam sepekan hingga 23 Agustus.